Warga 4 RW di Jatiroke Sumedang Minta Kepastian Dampak Lingkungan kepada Pengembang Perumahan

Dampak Pembangunan Perumahan

Secara bisnis, pengembang juga ingin memberikan dampak positif bagi masyarakat, semisal contoh harga tanah NJOP nya akan naik jika ada Perumahan, kebutuhan sembako warga perumahan juga bisa dimanfaatkan warga sekitar. Contohnya di Banjaran dulu, lahan gulma atau seperti hutan sekarang dibangun perumahan, harga tanah disana jadi naik. Nah kita juga pingin begitu.

“Namun berkaca mata dari pengembang yang sudah sudah, mungkin warga juga memiliki rasa kekhawatiran, lingkungan jadi rusak dan tak terurus. Kalau kami insya allah akan menepati janji kami termasuk pembangunan jalan pasca pembangunan. Namun, kami meminta pemerintah Desa juga harus bertanggung jawab dalam pemeliharaannya, jangan sampai dibebankan semuanya kepada kami,” ujarnya.

Sebagai konsep hunian yang ramah lingkungan, lanjut H. Dadang, kedepannya Perumahan Senopati Jatinangor Hill itu akan dibangun 50 persen luas lahannya untuk ruang terbuka hijau dan fasos, fasum. Juga akan ada taman atau sekelas garden Park yang bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai wisata alam. Sejalan dengan program Desa Jatiroke akan mengembangkan Dewa Hejo (Desa Wisata Alam Hejo).

Kemudian, untuk pengelolaan sampahnya akan dikerjasamakan dengan Forum petani Gunung Geulis Jatinangor, sehingga tidak ada sampah yang dibuang ke luar. Termasuk program 1 pohon 1 rumah sehingga jika ada 450 rumah maka akan ada penghijauan.

Ini Baca Juga :  Desa Hegarmanah Sumedang Sukses Uji Coba Pengelolaan Sampah dengan Mesin Motah

“Karena basic saya di hutan dan lingkungan, tidak mungkin saya membangun tapi merusak lingkungan. Insya allah penghijauan akan tetap kami lakukan, hanya sekarang baru tahap cut and fill jadi kita tunggu 5 bulan, setelah kehujanan baru bisa dilakukan pembangunan. Kami juga menyiapkan lubang air biopori di beberapa titik agar adanya resapan air,” ujarnya.