“Kita tempuh semua aturannya, kita ikutin lagi supaya apa dampaknya di masyarakat baik. Kita juga tidak ingin kalau memang jelek kan perusahaan juga rugi. Nah untuk meminimalisir itu, supaya jangan sampai terjadi dampak yang jelek, kami sudah beberapa kali mengadakan pertemuan yang difasilitasi BPD, Desa, Babinsa, Binmas, dan Forum Petani Gunung Geulis. Semua memang baru penjelasan, setelah dijelaskan Akhirnya clear, mereka menerima, mereka juga baik-baik. Jadi pada intinya warga ingin mendapatkan informasi dari sumbernya langsung terkait dampak pembangunan dan manfaat yang bisa diperoleh warga,” ujarnya.
Menurut H Dadang, sebagai pengembang yang telah berpengalaman dalam bidang property, seperti di Senopati Banjaran, pihaknya selalu menghadapi setiap ada keluhan dan masukan warga. Tidak pernah kita investasi itu besar dan mundur gara-gara hal kecil atau gara-gara dikejar masyarakat.
“Kita tidak pernah lari atau menghindar, tidak mungkin. Kita juga sebelum pembangunan udah pernah nyumbang ambulan dan kegiatan lainnya. Nah makanya untuk menghindari adanya miss komunikasi, pada masyarakat, saya jelaskan lagi, kan seperti itu sebetulnya. Dan semua clear mereka menerima asalkan permintaanya dikabulkan,” ujarnya.