Berita  

Waduh, Matahari Buatan China 5 Kali Lebih Panas Dari Matahari Alami

IST Proyek Matahari Buatan China disebut sebut 5kali lebih panas dari Matahari Alami.

INISUMEDANG.COM Setiap negara maju berlomba-lomba menciptakan teknologi mutkahir demi memperlihatkan taringnya ke mata dunia internasional. Salah satunya Negara Tirai Bambu China yang berhasil membuat matahari bahkan 5 kali lebih panas dari matahari alami. Matahari buatan China itu, berhasil diujicobakan dan mempertahankan suhu 70 juta derajat celcius selama 17 menit. Capaian itu jadi rekor dunia. Eksperimen prestisius China, The Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) berhasil mencatat rekor setelah matahari artifisial buatan mereka berhasil memiliki suhu 5 kali lebih panas dari matahari asli.

Mengutip laman Space, Rabu (12/2), matahari buatan China itu memiliki suhu 158 juta derajat fahrenheit atau sama seperti 70 juta derajat celcius. Makin istimewa lagi suhu itu dapat dipertahankan selama 1.056 detik atau 17 menit. Hasil itu mengalahkan capaian eksperimen Prancis, WEST (Tungsten Environment in Steady-state Tokamak) yang juga berhasil meraih suhu yang sama meski hanya bisa dipertahankan selama 390 detik. Perlu diketahui suhu inti matahari menurut Tech Times mencapai 27 juta fahrenheit atau sama seperti 15 juta derajat celcius.

Pertanyaan umum tentu mengemukan, kenapa matahari buatan China yang suhunya bisa mencapai 5 kali lebih dari matahari yang asli tidak bikin ruangan penelitian terbakar. Padahal jangankan mendekat ke matahari asli, menatap lama-lama matahari dengan mata telanjang saja sudah sangat susah.

Matahari Buatan Cina Merupakan Salah Satu Upaya untuk Menghasilkan Energi Bersih dari Pemanfaatan Kekayaan Bumi

Perlu diketahui dulu bahwa matahari buatan China itu merupakan salah satu upaya para peneliti dunia untuk menghasilkan energi bersih dengan memanfatkan kekayaan bumi. Salah satu impian para peneliti itu adalah menghasilkan energi bersih dengan meniru reaksi fusi yang terjadi di matahari. Dalam laporan Sekilas Tentang Tokamak dan Fusi Nuklir di situs Unviversitas Diponogoro yang dibuat Muhammad Nur disebutkan untuk mewujudkannya para peneliti dunia kemudian berupaya menggabungkan 2 isotop hidrogen, deutrium (inti yang mengandung 1 proton dan 1 neutron) dan tritium (1 proton dan 2 neutron).

Singkatnya Tokamak adalah reaktor fusi pertama yang memang pertama kali dibuat oleh ilmuwan Rusia. Nah, torus itu berbentuk bulatan. Jadi tidak heran jika akhirnya orang lebih banyak mengenal proyek ilmiah ini sebagai proyek matahari buatan. Pertama dari upaya meniru reaksi fusi di matahari dan juga bentuk tokamak yang bulat.

Ini Baca Juga :  Keeway Luncurkan Lagi Bergaya Motor Retro, Simak Ulasannya

Suhu superekstrem dari matahari panas buatan tentu saja bisa melelehkan apa saja. Hanya saja dari situlah ilmuwan membuat plasma tokamak. Ruangan itu mengurung seluruh energi yang dibuat berikut suhu superekstrem yang dihasilkan. Dalam plasma tokamak juga terdapat medan magnet yang sangat besar. Tujuannya mengendalikan hasil proses fusi yang dihasilkan di dalam plasma tokamak. Jadi seluruh suhu superekstrem dan energi yang terbentuk tetap bisa dikendalikan.

China Telah Merancang Sejak Tahun 2006

Seperti diketahui, China telah merancang penelitian itu melibatkan ilmuwan China sejak 2006 lalu. Terletak di provinsi Sichuan barat daya dan selesai akhir tahun lalu, China berhasil menyalakan reaktor yang memanfaatkan kekuatan tenaga nuklir. Reaktor ini sering disebut “matahari buatan” karena panas dan tenaga yang dihasilkannya sangat besar.

Matahari artifisial itu diklaim dapat menghasilkan energi tanpa batas. Matahari bernama HL-2M Tokamak ini adalah penelitian eksperimen nuklir terbesar dan tercanggih di dunia. Peneliti mengklaim reaktor tersebut dapat membuka sumber energi bersih yang kuat dan ramah lingkungan.

Ini Baca Juga :  Buka MTQ ke-48, Ini Pesan Pj Bupati Sumedang

Cara ini diklaim akan menciptakan energi yang lebih bersih dan lebih aman daripada reaktor nuklir biasa. Matahari bereaktor nuklir ini menggunakan medan magnet untuk memadukan plasma panas dan dapat mencapai suhu lebih dari 158 juta derajat fahrenheit atau sama seperti 70 juta derajat celcius.

“Pengembangan energi fusi nuklir tidak hanya sebagai cara untuk menyelesaikan kebutuhan energi strategis China, tetapi juga memiliki signifikansi besar untuk pengembangan energi dan ekonomi nasional China yang berkelanjutan di masa depan,” kata People’s Daily.

Ilmuwan China telah bekerja mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusi nuklir sejak 2006. Mereka berencana menggunakan perangkat tersebut bekerja sama dengan para ilmuwan yang mengerjakan Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional.

Proyek tersebut merupakan proyek penelitian fusi nuklir nuklir terbesar di dunia yang berbasis di Prancis. Proyek itu diharapkan selesai pada tahun 2025. Fusi dianggap sebagai Cawan Suci energi yang merupakan kekuatan Matahari Ia menggabungkan inti atom untuk menciptakan energi dalam jumlah besar. (*/bbs)