BANDUNG – Usai tragedi di Subang yang menewaskan belasan orang, usulan stop study tour pelajar dalam beberapa hari terakhir ini menggema di masyarakat termasuk di wilayah Kabupaten Bandung.
Beberapa pemerintah daerah tak terkecuali di Bandung Raya secara mendadak dan ramai-ramai menerbitkan surat edaran yang berisi aturan terbaru pelaksanaan kegiatan study tour untuk ditaati para penyelenggara.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung Maulana Fahmi ikut buka suara dan juga memberikan pandangannya atas riuhnya usulan stop study tour setelah peristiwa kecelakaan rombongan pelajar di Subang.
Menurut Fahmi, kegiatan yang biasa disebut studi banding atau outing class itu bagian dari proses pembelajaran kepada siswa. Sehingga dirinya mengajak semua pihak melihat tujuan dasar yang melandasinya.
“Makanya yang harus menjadi fokus utama (perdebatan stop study tour) apa output yang didapat oleh para pelajar setelah melaksanakannya. Kadang kita luput itu, karena malah fokus ke rekreasi,” kata Fahmi.
Fahmi menyarankan kepada para pihak penyelenggara harus mengemas dengan baik kegiatan itu. Sehingga output study tour itu bisa maksimal, dimana pelajar mendapat pengetahuan baru melalui pola belajar itu.
“Study tour tidak harus dilakukan ke luar daerah. Misal di Kabupaten Bandung banyak objek pembelajaran. Soal sejarah bisa ke Gunung Puntang atau Pangalengan. Di sana banyak peninggalan bersejarah,” tuturnya.
“Mempelajari pertanian dan perkebunan. Kabupaten Bandung mempunyai kualitas teh dan kopi yang sudah diakui dunia. Atau mempelajari ekosistem alam, kan ada juga di sini,” ucap Politisi PKS menambahkan.
Jika siswa ingin mempelajari olahraga, kata Fahami, maka bisa melakukan studi banding ke Stadion Si Jalak Harupat, atau jika ingin mempelajari tentang budaya para siswa juga bisa datang ke Gedung Budaya di Soreang.
“Seharusnya diarahkan ke sana. Sehingga pelajar melek akan lingkungan dan daerahnya dan mereka juga mempersiapkan diri dengan prestasinya untuk bisa mengembangkan daerahnya,” tegas Fahmi.
Fahmi tak merasa aneh bila kini muncul usulan stop study tour pelajar di masyarakat. Sebab, dalam pengamatannya yang banyak terjadi saat ini bagian pembelajaran itu lebih cenderung mengarah untuk berwisata saja.
“Hal lain yang perlu jadi perhatian semua pihak penyelenggara. Yang tak kalah penting soal keamanan dan keselamatan peserta. Penyelenggara wajib memastikan kelaikan dan izin kendaraan. Jangan karena murah,” katanya.