INISUMEDANG.COM – Pohon Bungur yang terletak di Desa Tanjung Hurip Kecamatan Ganeas merupakan cikal bakal atau awal mula nama Dusun Cibungur.
Dulu, sebelum menjadi nama Desa Tanjung Hurip. Daerah itu bernama Dusun Cibungur yang masih masuk bagian dari Desa Cigembong atau Desa Cikondang saat ini.
Kepala Desa Tanjung Hurip Yayat Suharyat menjelaskan. Bahwa pamekaran Desa Cigembong itu pada bulan Nopember 1983 dibagi menjadi dua desa. Dusun Cibungur menjadi Desa Tanjung Hurip dan Cigembong menjadi Desa Cikondang.
“Jadi, Desa Tanjung Hurip itu awal mulanya Dusun Cibungur yang mana Cibungur diambil dari Pohon Bungur yang usianya sudah ratusan tahun. Ketika saya masih kecilpun juga Pohon itu sudah ada dan tidak berubah sampai sekarang”. Jelas Yayat saat diwawancarai IniSumedang.com Selasa 22 Pebruari 2022 diruang kerjanya.
Pohon tersebut, sambung Yayat, dari dulu hingga sekarang tidak berubah, baik bentuk ataupun tegakannya. Tidak ada daun atau ranting dan apalagi hingga ada buahnya.
“Pohon itu sampai sekarang masih berdiri tegak, tidak ada satu pun warga masyarakat yang mengganggu atau dengan sengaja menebangnya. Jadi benar benar Pohon tersebut dibiarkan apa adanya, tidak pula di sakralkan oleh masyarakat,” jelas Yayat.
Masyarakat disini, lanjut Yayat, tidak ada yang mengganggu Pohon Bungur itu. Tidak pula di sakralkan, entah kenapa, Pohon tersebut meski tidak di sakralkan tidak ada satupun warga yang berani mengusiknya.
“Menurut cerita orang tua dulu ketika saya masih kecil, bahwa ada orang disini, yang tiba tiba “Tileum” (Menghilang di seputaran Pohon Bungur), itu cerita orang tua dulu, katanya seperti itu, ada orang yang tileum (menghilang),” ucapnya.
Desa Tanjung Hurip, kata Yayat, akan membangun seputaran Pohon Bungur itu karena menjadi Cagar budaya yang patut di lestarikan maka rencananya akan dipagar.
“Mudah mudahan tahun ini, bisa terwujud dan bisa di pagar sekelilingnya Pohon Bungur itu. Agar bisa terjaga dan terawat karena merupakan aset desa dan merupakan Cagar budaya,” tandasnya.