Tingkat Kesadaran Buang Sampah Minim, Gempa Sumedang Bina Remaja Peduli Sampah

Peduli Sampah
Organisasi Gempa saat pembinaan dan pemberdayaan pemuda mengenai pengolahan sampah.

INISUMEDANG.COM – Minimnya kesadaran masyarakat mengelola sampah dan semakin tingginya volume sampah rumah tangga yang dibuang. Membuat organisasi Gerakan Muda Peduli Alam (Gempa) Sumedang menggelar pembinaan dan pemberdayaan terhadap para remaja berkaitan dengan sedekah sampah dan peduli lingkungan.

Acara yang digelar di sekretariat Gempa Sumedang di Dusun Babakan Situ RW 08 Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung itu dihadiri sekitar 12 perwakilan pemuda, Kamis (6/10/2022).

Koordinator Gempa Sumedang, Dekki Ismailudin mengatakan. Banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat dalam hal ini para pemuda dalam rangka penyelamatan lingkungan hidup. Selain tidak membuang sampah sembarangan, dan tidak melakukan ilegal logging juga pemberdayaan lewat program sedekah sampah.
Sedekah sampah itu, lanjut Dekki, selain meminimalisir volume sampah juga bisa beramal (sedekah) dengan barang tak berharga.

Ini Baca Juga :  Bawaslu Ingatkan ASN Sumedang Tidak Boleh Share, Komen Ataupun Like Postingan Peserta Pemilu

“Ya tujuan pembinaan dan pemberdayaan itu biar remaja bisa kreatif dalam pemanfaatan sampah menjadi nilai ekonomi. Jadi sampah tidak lagi menjadi barang menjijikan, tapi bisa bermanfaat. Lebih jauhnya bisa mensejahterakan sekaligus bisa mandiri untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Menurut Dekki, dengan bergabung ke program sedekah sampah yang digagas Gempa bersama Desa Bestari pemuda pemuda yang tadinya tidak produktif bisa menjadi produktif. Meskipun upahnya tidak seberapa, namun minimal tidak memberatkan orang tua.

“Program sedekah sampah ini sudah 2 tahun berjalan. Biaya akomodasi dan operasional para volunter atau relawan diambil dari persentasi penjualan sampah. Namun, kendalanya sekarang kita kekurangan SDM untuk mengambil sampah ke rumah rumah warga,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Polemik LMP di Sumedang, LBH Mada Jabar Angkat Bicara

Alasan materi dan upah menjadi kendala para volunter karena kesibukan masing masing. Kita juga tidak bisa memperkerjakan orang tanpa ada upah kerja atau minimal biaya ganti bensin motor. Namun disisi lain kas sedekah sampah atau keuntungan hasil penjualan sampah tidak memadai dibanding biaya operasional sehari hari.

“Harapannya pemerintah atau perusahaan bisa mensuport penuh agar remaja bisa hidup dari mengolah sampah dan mengurangi tingkat penganguran di saat kebutuhan hidup semakin meningkat,” tandasnya.