INISUMEDANG.COM – Cerita keangkeran Waduk Jatigede Sumedang memang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat. Berbagai mitos di Waduk Jatigede Sumedang pun muncul. Seperti Mitos Ular panjangnya 14 kilo, Keyep Bodas (Kepiting Putih) dan Buaya Putih, yang disebutkan sebagai penunggu Waduk Jatigede Sumedang ini. Tak hanya itu, kabarnya ada tiga tempat ataupun titik di sekitar Waduk Jatigede. Yang diyakini sebagi tempat berkumpulnya mahluk halus dan menjadi titik terangker di Waduk Jatigede Sumedang.
Tiga titik terangker tersebut, berdasarkan cerita masyarakat sudah terjadi sejak Waduk Jatigede Sumedang digenang.
Pasalnya, ketiga tempat tersebut merupakan Leuwi (lubuk) Sungai Cimanuk yang posisinya saat ini berada didasar Waduk Jatigede Sumedang
“Jadi, sebelum digenangi ketiga lokasi ini merupakan leuwi (lubuk) yang kedalamannya rata-ratanya sekitar 15 meter. Nah jika sekarang setelah Waduk Jatigede digenangi. Pastinya kedalamannya akan lebih dalam dibandingkan dasar waduk Jatigede lainnya,” ujar Atari (64) warga Cigintung Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Tiga Titik Terangkeur Berada Di Tanjung Duriat
Adapun ketiga lokasi Leuwi yang sekarang berada di dasar Waduk Jatigede ini, sambung Atari. Yaitu berada di sekitar Agrowisata Tanjung Duriat yang dinamakan Leuwi Putri, Leuwi Tarisi dan Balong Hejo.
“Leuwi Putri lokasinya dekat juga dengan Gunung Surian. Sedangkan Leuwi Tarisi dan Balong Hejo dulu kerap menjadi spot mancing jarang ada yang Ngecrik (jala ikan). Dan ketiga lokasi itu dulu diketahui angker dan ada penghuninya,” ujar Atari.
Lebih lanjut Atari menceritakan pengalaman yang pernah menimpa istrinya. Yang sempat melihat fenomena puluhan putri cantik yang hendak berenang di leuwi tersebut.
“Istri saya, katanya pernah melihat puluhan wanita cantik yang berpakaian layaknya putri raja dari kayangan. Namun, ada kejanggalan dari tubuh dan punggungnya karena bersisik mirip seperti buaya. Waktu itu, katanya puluhan mahluk berpakaian putri itu berjajar. Seperti hendak berenang di leuwi itu,” ucap Atari mengisahkan pengalaman yang dialami istrinya.
Untuk itu, Atari meminta, agar wisatawan ataupun pemancing yang biasa menghabiskan hobinya di Waduk Jatigede supaya tetap menjaga etika dan lebih berhati-hati lagi.
“Konon jika ada wisatawan dan pemancing yang “Sopmpral” (Jumawa) atau tidak mempercayainya terkadang kerap didatangi ular dengan postur yang besar dan berwarna hitam,” tuturnya.
Meski ular tersebut tidak mengganggu, kata Atari, tetapi sepatutnya kita tetap harus waspada dan jangan jumawa jika berada di tempat yang belum kita kenal.
“Pemancing asal Cimalaka, konon katanya pernah didatangi sosok ular besar hitam itu. Walaupun ularnya tidak mengganggu tapi pemancing tersebut akhirnya kabur karena ketakutan,” Apakah benar peristiwa itu terjadi, Wallohualam, benar tidaknya cerita itu, karena dengar dari istri,” kata Atari.
Selain angker, tambah Atari, ketiga lokasi eks Leuwi (Lubuk) ini, tentunya saat menjadi lokasi terdalam di Waduk Jatigede sekarang ini.
“Ya dulu saja sebelum digenang dan masih berupa Sungai Cimanuk sudah dalam, apalagi sekarang setelah Waduk Jatigede digenangi dengan membendung Sungai Cimanuk ini,” pungkas Atari.