Ternyata Nama Sumedang Tidak Sembarangan, Ada Makna Dibaliknya, Simak Yuk Penjelasannya

Monumen Lingga
Monumen Lingga di Tengah-tengah Alun-alun Sumedang

INISUMEDANG.COM – Sekilas sejarah Sumedang Larang pada abad ke-10 sampai dengan ke-16 M. Menurut Aceng Hermawan Juru Kunci Makam Keramat Dayeuh Luhur Ganeas, Sumedang Jawa Barat kepada IniSumedang.Com baru-baru ini. Menurutnya, sejarah kota Sumedang dimulai dari perkataan seseorang yang berilmu tinggi (sakti) juga punya kedudukan tinggi.

Beliau adalah Prabu Agung Resi Cakrabuana, yang dikenal dengan sebutan Prabu Tajimalela, Prabu Tajimalela adalah Putra Guru Aji Putih, Prabu Aji Putih adalah Putra Prabu Komara.

Selanjutnya, Prabu Tajimalela yang sekaligus menjadi raja pertama Sumedang Larang pernah berkata “Insun Mandangan“, yang artinya Saya keluar untuk memberikan penerangan, kalau menurut Bahasa Sunda (kaula nyaangan).

“Dari kata Insun Mandangan maka dijadikanlah kota Sumedang yang proses pembuatannya pertama. ‘In’ dalam kata Insun dibuang, dan ‘An’ pada kata Mandangan juga dibuang, kemudian disatukan menjadi kata Sunmandang. Setelah Sunmandang huruf A dimasukan kedalam hurup M dan hurup A dalam kata mandang diganti dengan hurup E, jadi Sumedang.” jelasnya

Ini Baca Juga :  Mengenal Mitos "Masangin" Melewati Caringin Kembar di Alun-alun Kidul Jogjakarta

Lebih jauh ia mengatakan, Kerajaan Sumedang Larang Kota Rajanya dulu berada di Leuwi Hideung atau Tembong Agung Darmaraja.

“Pertama berdirinya kerajaan Sumedang Larang pada abad ke-10 M. (tahun 950 M) yang kota rajanya bertempat di Leuwi Hideung atau Tembong Agung, Kecamatan Darmaraja Sekarang. Dan raja pertama adalah Prabu Agung Resi Cakrabuana atau dikenal dengan Prabu Tajimalela.” Imbuhnya

Ia mengatakan, Prabu Tajimalela dikaruniai Tiga orang anak diantarnya yakni Prabu Geusan Ulun.

“Prabu Tajimalela mempunyai tiga orang anak yakni Prabu Lembu Agung, Prabu Atmabrata Gajah Agung dan Sunan Geusan Ulun,” pungkasnya.