Ternyata Ini Penjelasan Medis tentang Sleep Paralysis: Ketindihan Saat Tidur

Sleep Paralysis, Ketindihan saat tidur
Sleep Paralysis, Ketindihan saat tidur/(hello sehat)

INISUMEDANG.COM – Sleep Paralysis, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘ketindihan’ saat tidur, merupakan salah satu fenomena parasomnia yang menarik perhatian banyak orang. Pengalaman ini membuat tubuh mengalami kelumpuhan sementara ketika terbangun dari tidur atau saat tidur. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang sleep paralysis dari sudut pandang medis, termasuk penyebab, gejala, serta cara mengatasi kondisi ini.

Apa itu Sleep Paralysis?

Sleep paralysis adalah kondisi di mana tubuh seseorang mengalami kelumpuhan sementara saat tidur atau terbangun dari tidur. Hal ini terjadi karena mekanisme otak dan tubuh tidak berjalan selaras selama tidur. Ketika seseorang tidur, tubuh akan mengalami beberapa tahap tidur, salah satunya adalah Rapid Eye Movement (REM), di mana mimpi sering terjadi. Sleep paralysis terjadi ketika seseorang bangun sebelum tahap tidur REM usai, sehingga otak sudah sadar tetapi tubuh masih dalam keadaan tidur.

Penyebab Sleep Paralysis

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya sleep paralysis. Pertama, pola tidur yang tidak teratur atau kurang tidur dapat meningkatkan risiko mengalami sleep paralysis. Kedua, gangguan tidur lainnya seperti insomnia juga bisa berkontribusi terhadap kondisi ini. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa faktor genetik dan riwayat keluarga yang mengalami sleep paralysis dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang mengalaminya.

Gejala Sleep Paralysis

Gejala utama sleep paralysis adalah ketika seseorang merasa tidak dapat bergerak atau berbicara setelah terbangun dari tidur atau ketika tertidur. Sensasi ini biasanya disertai dengan perasaan tertekan di dada, sesak napas, dan adanya halusinasi visual atau auditif yang menakutkan. Pengalaman ini bisa sangat menakutkan dan bisa meningkatkan tingkat stres seseorang jika sering terjadi.

Ini Baca Juga :  Sumedang Sudah Nol Kasus Positif Covid-19, Bupati Berharap Tetap Jaga Prokes

Tidak Terkait dengan Penyakit Kejiwaan

Penting untuk diingat bahwa sleep paralysis tidak terkait dengan penyakit kejiwaan tertentu. Meskipun pengalaman ini terkadang disertai dengan halusinasi yang menyeramkan, itu bukan tanda adanya gangguan mental atau psikiatrik.

Mengatasi Sleep Paralysis dengan Pola Tidur yang Baik

Untuk mengatasi sleep paralysis, menjaga pola tidur yang baik dan teratur adalah langkah pertama yang dapat diambil. Pastikan Anda memiliki waktu tidur yang cukup setiap malam dan coba untuk tidur dan bangun pada waktu yang konsisten. Hindari begadang dan konsumsi kafein sebelum tidur.

Ini Baca Juga :  Sinergi Dua BPJS, Optimalkan Layanan Program Jaminan Sosial

Selain itu, mengurangi tingkat stres dan kecemasan dapat membantu mengurangi kemungkinan sleep paralysis terjadi. Jika Anda mengalami sleep paralysis secara berulang, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan saran dan bantuan lebih lanjut.

Sleep paralysis adalah salah satu fenomena tidur yang menarik perhatian banyak orang. Ini merupakan kelumpuhan sementara yang terjadi saat tidur atau terbangun dari tidur karena mekanisme otak dan tubuh yang tidak selaras. Sleep paralysis bukanlah kondisi psikiatrik, tetapi bisa menjadi pengalaman traumatis bagi beberapa orang. Dengan menjaga pola tidur yang baik dan mengurangi tingkat stres, kondisi ini dapat diatasi dan mengurangi frekuensi terjadinya. Jika Anda mengalami sleep paralysis secara berulang, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.