BANDUNG – Dinas Kesehatan Kota Bandung terus menghadirkan berbagai program sebagai upaya dalam menekan munculnya gejala stunting anak salah satunya dengan membagikan Antopometri Kit ke Posyandu.
Antopometri kit merupakan alat pengukur berat badan dan tubuh anak. Kini, alat itu telah menjadi pengukur berat dan tubuh anak menggantikan timbangan konvensional yang biasa dijumpai di kegiatan Posyandu.
Dalam keterangannya, Ketua TP PKK Kota Bandung Yunimar Mulyana menyebutkan hadirnya antopometri kit ini menjadi salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam menurunkan angka stunting.
“Dengan alat ini, human error dalam pengukuran tubuh anak dapat ditekan. Sehingga kita bisa mendeteksi anak yang berpotensi stunting dan segera melakukan penanganan,” kata Yunimar menegaskan.
Lebih lanjut, Yunimar mengatakan, selain hadirnya antopometri kit, di level kewilayahan, percepatan ODF 100 persen juga perlu dilakukan untuk mendukung penurunan angka stunting di Bandung.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bandung Roro Theresia Widuri mengungkapkan, penyerahan antopometri kit tahun 2022 ini sebanyak 350 alat.
Selanjutnya pada 2023, Pemkot Bandung akan membagikan lagi sebanyak 300 antopometri kit. Tak hanya itu, tahun ini Dinkes Kota Bandung juga tengah mengupayakan tambahan 1.700 alat baru.
“Sehingga diharapkan seluruh posyandu mendapatkan alat ini,” ujarnya.
Sebagai informasi, ada sejumlah inovasi dalam mencegah gejala stunting dan menurunkan kasusnya. Pertama, Aplikasi Bandung Tanginas. Lalu, Beas Bereum atau bekal anak sekolah bergizi enak dan murah.
Selanjutnya, Rembulan atau remaja bandung unggul tanpa anemia, Sigurih atau studi intensif gizi untuk remaja indonesia hebat. Buruan SAE yang merupakan budidaya pekarangan dan pengolahan pangan sehat.
Selain itu, upaya peningkatan pendapatan keluarga (UP2K) melalui pemodalan dan peningkatan keterampilan. Bang Kasep atau bangga kagungan septictank untuk pencapaian ODF 100 persen di Bandung.