INISUMEDANG.COM – Per tanggal 28 Februari 2023, Pihak pengelola jalan tol Cisumdawu PT CKJT mulai menerapkan tarif tol untuk semua golongan kendaraan. Sayangnya, tarif tol yang dinilai tak wajar, membuat pengendara enggan melintas Tol Cisumdawu karena terlalu mahal.
Mahalnya tarif tol Cisumdawu pun disayangkan Ketua BPC Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Sumedang, H Nana Mulyana yang mengaku imbas tarif tol ini akan berdampak pada menurunnya jumlah pengunjung wisatawan ke Sumedang.
“Nah terkait dengan pembukaan tol yang sebentar lagi akan berbayar, ini juga sebetulnya sangat disayangkan karena tarif yang sebesar itu. Ini akan menjadi hambatan tersendiri bagi pengunjung. Sebab di satu sisi sektor pariwisata sudah mulai bergerak, orang Bandung yang ingin menikmati tol baru ya lewat terowongan. Kemudian dia sengaja dari Bandung dari Jakarta ingin makan tahu, ketika harus merogoh uang tarif tol dari Cileunyi ke Sumedang bolak-balik itu sampai Rp85.000 tentu ini juga bukan angka yang kecil. Ini juga akan jadi hambatan di kemudian hari,” ujar H Nana usai menghadiri Grand Opening Emaki Hotel Jatinangor, Senin (27/2/2023).
Menurut H Nana, dengan digratiskannya tol Cisumdawu berpengaruh besar pada peningkatan jumlah pengunjung ke Sumedang. Terutama mereka yang dari luar kota semisal Jakarta dan Bandung. Namun, dengan tarif tol yang akan berlaku pada besok 28 Februari 2023, jelas akan menghambat pengunjung yang menggunakan jalan tol.
Tarif Tol Cisumdawu Mahal, Berharap Pemerintah Beri Usulan
“Namun demikian dengan adanya tol ini saya pikir ini akan memberikan dampak positif bagi pergerakan hotel dan restoran. Kami berharap pengelola jalan tol tidak langsung menarif mahal harusnya bertahap. Kalau dikisaran Rp600 sampai Rp800 per satu kilo itu wajar. Tapi ini mencapai Rp1.250 per kilo. Jelas tidak wajar karena setara dengan tol tol dalam kota,” ujarnya.
Mudah-mudahan nanti pemerintah daerah ini bisa memberikan usulan ke CKJT agar kenaikan ini tidak dilakukan secara langsung. Misalkan bertahap lah gitu ngikutin tarif lama dulu 1.000 per 1 kilo.
“Saya pikir masih worth it lah ya tapi kalau langsung Rp1000 lebih per kilo juga jadi berat sih sebetulnya,” ujarnya.
Harapan kedepan lagi, kata Nana, karena view tol Cisumdawu sangat bagus, sehingga jarang pengendara membaca iklan billboard di pinggir jalan. Sebab, pengendara terlalu fokus melihat pemandangan, terowongan, dan Jalan. Sehingga, harapan kedepan untuk tetap mempromosikan wisata Sumedang harus dipasang billboard dan penunjuk arah di setiap pintu keluar tol.
“Caranya kita bikin Billboard di setiap pintu keluar misalkan di Pamulihan, kita bikin di situ atau Jatinangor tempat wisata yang ada di seputar itu. Semisal hotel atau restoran yang ada di seputar itu. Jadi mereka bisa keluar dan berkunjung ke tempat wisata di Sumedang. Nah saya pikir ini harus ada upaya tentu dari pemerintah dan kerjasama dengan CKJT yang melibatkan para pelaku usaha. Itu mungkin salah satu solusi,” tandasnya.