INISUMEDANG.COM – Malang nian nasib anak-anak SD di Dusun Cijati RT 04 RW 09 Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor ini. Disaat anak-anak lain pada umumnya bisa berseluncur di dunia maya dan mengerjakan tugas di internet dengan mudah. Anak-anak asal kampung terisolir di Sumedang ini harus rela mengantri di warung internet (Warnet) untuk mendapatkan sinyal internet menggunakan jaringan wiffi.
Ya, puluhan anak-anak ini pun harus membayar Rp3000 per jam untuk mendapatkan sinyal dan mengerjakan tugas di handphone nya. Masih mending ada warga yang mau menyewakan sinyal internet dengan sistem bayar bersama (tethering).
Sekalipun mereka menggunakan sinyal HP miliknya, mereka harus membeli kuota dan harus berjalan kaki sejauh 50 meter di atas bukit untuk mendapatkan sinyal internet.
Miris memang ditengah kawasan yang disebut-sebut sebagai kawasan perkotaan Jatinangor dan daerah pendidikan tinggi Jawa Barat, masih ada daerah yang blank spot jaringan internet. Padahal dari Dusun Cijati ke pusat perkotaan Jatinangor hanya 10 menitan dan hanya berjarak beberapa kilo meter.
“Ya disini paling kesulitannya masalah internet dan jaringan handphone, kalau air ada aliran sungai dan sebagian warga sudah memiliki sumur bor. Begitu pun jaringan listrik dan TV sudah ada sejak 15 tahun silam. Namun, terkait masalah informasi dan hiburan serta komunikasi, rasanya daerah ini ketinggalan,” ujar Apit (63) tokoh masyarakat sekitar.