INISUMEDANG.COM – Pemanfaatan limbah kulit kopi masih menjadi permasalahan yang dihadapi anggota kelompok tani di Kawasan Kaki Gunung Geulis. Pengolahan kopi secara basah akan menghasilkan limbah padat berupa kulit buah dan kulit tanduk pada saat penggerbusan (hulling).
Tanaman kopi dalam bentuk agroforestry telah tersebar luas di beberapa desa sekitar Gunung Geulis. Yaitu di Desa Jatiroke (40 ha), Jatimukti (20 ha) dan Cisempur (25 ha). Namun limbah padat kulit buah kopi (pulp) belum dimanfaatkan secara optimal. Pada umumnya setelah kopi dipanen, kulitnya dikupas dan bijinya dijemur. Kulit kopi kecoklatan tersebut akan dibuang begitu saja atau dikumpulkan dan dibiarkan hingga busuk.
Selanjutnya, diletakkan di sekeliling pohon kopi dengan maksud sebagai pengganti pupuk yang bertujuan untuk menyuburkan tanaman. Umumnya, hal seperti itulah yang sering dilakukan petani kopi, kulit kopi tersebut sering menimbulkan bau busuk dan cairan yang mencemari lingkungan.
Salah satu upaya untuk mendukung pertanian berkelanjutan melalui perbaikan tanah. Adalah pemanfaatan secara maksimal limbah dari proses pengolahan kopi menjadi produk asap cair sebagai pupuk organik.
“Berdasarkan kendala yang dihadapi dalam memanfaatkan limbah kopi di beberapa desa sekitar Gunung Geulis Kabupaten Sumedang. Maka diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan nilai tambah limbah kopi melalui penerapan inovasi teknologi tepat guna yaitu menjadi asap cair sebagai pupuk organik. Sehingga limbah kopi tersebut dapat lebih bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi”. Kata Tim PPM SITH-ITB Dr Yayat Hidayat, belum lama ini.
Transfer Teknologi Limbah Kopi Jadi Pupuk Organik
Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini, lanjut Yayat. Adalah adanya transfer teknologi untuk memanfaatkan limbah kopi menjadi produk asap cair sebagai pupuk organik. Program pengabdian masyarakat ini merupakan kegiatan penerapan teknologi tepat guna untuk masyarakat di sekitar Hutan Pendidikan Gunung Geulis ITB. Pendekatan yang dilakukan adalah melatih kelompok tani hutan di sekitar Gunung Geulis untuk memproduksi teknik pembuatan asap cair dari limbah kulit buah kopi dan mengaplikasikan produk asap cair tersebut sebagai pupuk organik.
“Secara umum tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah melatih kelompok tani di sekitar hutan pendidikan Gunung Geulis mengolah limbah kopi menjadi produk asap cair sebagai pupuk organik. Kegiatan PM ini diharapkan akan berdampak kepada pengelolaan dan produktivitas tanaman kopi di hutan pendidikan Gunung Geulis ITB, meningkatkan nilai ekonomi limbah kopi yang diolah menjadi asap cair untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan menggerakkan perekonomian masyarakat desa khususnya kelompok tani hutan di Desa Jatiroke, Jatimukti dan Cisempur,” katanya.
Tujuan Kegiatan PM
Tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat (PM) ini, lanjut Yayat adalah: Melatih kelompok tani dalam hal mengolah limbah kopi menjadi produk asap cair di sekitar hutan pendidikan Gunung Geulis, Melatih kelompok tani hutan dalam hal aplikasi pemanfaatan asap cair sebagai pupuk organik. Menjalin silaturahmi antara civitas akademika ITB sebagai pengelola hutan pendidikan Gunung Geulis dengan masyarakat sekitar Gunung Geulis.
“Target dari kegiatan PM ini adalah :
Terlatihnya sebanyak 30 anggota kelompok tani di sekitar Gunung Geulis. Petani memahami pengolahan limbah kopi menjadi produk asap cair. Peningkatan produktivitas hasil usaha tanaman kopi kelompok tani Gunung Geulis menggunakan asap cair limbah kopi sebagai pupuk organik,” katanya.
Perencanaan jangka panjang bahwa pembuatan asap cair menjadi pupuk organik dari limbah kopi. Serta manajemen usaha dapat diaplikasikan secara partisipatif oleh kelompok.
Rencana keberlanjutan program yang bertujuan untuk kesinambungan program maka kedua kelompok tersebut dapat dijadikan Mitra bagi LPPM Institut Teknologi Bandung khusunya Sekolah Ilmu Teknologi Hayati sehingga dapat dijadikan laboratorium lapangan untuk menunjang proses belajar mengajar di ITB. Juga dapat dijadikan tempat pengabdian pada masyarakat secara berkesinambungan serta dijadikan sebagai lokasi penelitian baik bagi para dosen maupun mahasiswa.