INISUMEDANG.COM – Mungkin bagi sebagian warga Sumedang sudah tak asing dengan adanya sekelompok pemuda yang mengamen menggunakan aransemen alat musik angklung dan bekas drum pastik. Kelompok anak muda yang berjumlah 6 orang ini keliling jalan-jalan di Sumedang bahkan sampai pelosok.
Kelompok pemuda yang berasal dari Desa Pagagan Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon ini memang seperti anak anak jalanan atau funk pada umumnya. Dengan tampilan rambut di mohak dan pakaiannya serba hitam. Ada juga rambutnya yang dicat berwarna kuning dan memakai anting.
Namun, tak disangka mereka memiliki kemampuan dibidang musik dengan lagu lagu pop dan dangdut yang sedang viral. Tak sedikit juga mereka memainkan lagu lagu daerah dan lagu wajib nasional.
Salah seorang pengamen, Taufik mengatakan dalam sehari dia bersama 5 rekannya bisa menghasilkan cuan Rp1.5 juta sampai Rp2 juta. Penghasilan itu didapatkan dari jalan kaki berkeliling kota-kota di Sumedang, kadang di Majalengka, Bandung, dan Indramayu.
“Kalau sehari paling Rp1.5 Juta. Misal kita fokus di jalan jalan di Sumedang. Biasanya kalau ke Sumedang bisa 2 sampai 5 hari. Selanjutnya ke kota kabupaten lain. Kita menginap kadang di jalan, kolong jembatan, atau di tempat teduh,” katanya.
Menurutnya, kemampuannya bermain musik didapatkan dengan cara otodidak dan menonton youtube. Memang pengamen angklung pertama berasal dari daerah Jogjakarta. Namun, lambat laun sudah menyebar ke beberapa kota di Indonesia termasuk ke Cirebon.
“Di Cirebon itu ada daerahnya yang khusus berlatih angklung. Buat pengamen jalanan seperti kami. Tapi kami tidak seperti anak funk lain, tidak meminta melainkan jasa musik atau menghibur warga,” ujarnya.
Tak hanya mengamen, grup musik yang didirikan tahun 2019 itu pun menerima boking atau disewa bagi hajatan atau acara hiburan dengan tarif Rp2.5juta per hari.
“Bisa diundang atau diboking. Silahkan saja pesan via nomor kontak di WA. Minimal seminggu sebelum acara agar kami bisa persiapan,” tandasnya.
