Tak Boleh Menabuh Bedug di Satu Kampung Sumedang Ini, Berani Melanggar Musibah Akibatnya

Uwa Ami
Uwa Ami saat difoto di belakang Gunung Cibedug di Dusun Cibubut Desa Jayamekar Kecamatan Cibugel, Minggu (6/2/2022). IMAN NURMAN

INISUMEDANG.COM Selain terkenal dengan wisata Balong Geulisnya, Dusun Cibubut Desa Jayamekar Kecamatan Cibugel juga menyimpan cerita mistik dan sejarah.

Jauh sebelum DI/TII di Cibugel, daerah pinggiran Sumedang ini menyimpan cerita mistik. Salah satunya di Gunung Cibedug, yang berlokasi di Dusun Cibubut RT 03 RW 05 Desa Jayamekar Kecamatan Cibugel.

Sesuai namanya, Gunung Cibedug, konon di daerah ini dilarang membunyikan atau menabuh bedug (alat musik tradisional Sunda yang biasa disimpan di dekat masjid/mushola).

Bahkan menjadi pantrangan keras yang dilarang oleh tokoh adat setempat. Jika tak mau ada musibah, atau kejadian diluar nalar manusia, maka jangan berani berani membunyikan bedug.

“Dari dulu sejak saya kecil gak pernah mendengar suara bedug. Beda dengan di kampung kampung ketika akan adan atau menjelang idul fitri bedug suka dibunyikan oleh anak anak dan dewasa. Di sini belum pernah ada karena gak ada yang berani dan sudah menjadi aturan gak boleh membunyikan bedug,” kata Uwa Ami (72) warga setempat kepada IniSumedang.Com, Minggu 6 Februari 2022.

Ini Baca Juga :  Jelang Nataru 2021, Tim URC Kebut Penambalan Jalan Berlubang di Sumedang

Pantrangan dan Musibah Jika Nekat Bunyikan Bedug di Dusun Cibubut

Menurut Uwa Ami tak jelas alasan kenapa tidak boleh membunyikan bedug. Namun, pantrangan dan musibah jika nekad membunyikan bedug sudah ada sejak dulu. Jangankan membunyikan bedug, ketika membuat bedug saja, orang yang membuat bedug akan budug (penyakit gatal pada kulit).

“Di gunung itu ada Makom (patilasan) Syeh Jafar Sidik dari Limbangan Garut, beliau adalah penyebar agama islam di tatar sunda. Selain makom Syeh Jafar Sidiq juga ada makom Mbah panjang,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Kian Melandai, 21 Kecamatan di Sumedang Tercatat Nol Kasus Covid-19

Maka tak heran, kata Uwa Ami, jika di daerah Cibubut tidak ada bedug di mesjid dan mushola. Bahkan sampai Desa Jayamekar tidak ada bedug.

Teka teki misterius tidak boleh ada bedug di wilayah Cibubut juga dibenarkan warga lain Nana (56). Menurutnya, di Gunung Bedug memang angker, dan masih dihuni mahluk sakral. Tak berani warga datang ke hutan itu jika tak ada keperluan, bahkan jika niat berburu dan menebang pohon, siap siapa saja akan tersesat.

“Jika ada yang nyari kayu di gunung itu maka siap-siap saja bertemu si belang (Harimau). Jika ada yang menebang pohon maka kaki dan tangannya akan bengkak dan sakit sakit.
Bahkan ada salah seorang warga yang mengambil kayu untuk kandang kambing, maka pada malam harinya kambingnya diambil si belang (macan),” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Disparbudpora Sumedang Temukan 53 Naskah Kuno, 5 Diantaranya Telah Diterjemahkan

Keanehan Gunung Cibedug itu, Jika ada pohon yang tua/sudah lapuk pertanda di kampung ini suka ada yang meninggal dunia. Kebalikan, jika ada bayi baru lahir maka akan ada tunas tunas baru pohon yang tumbuh.

“Jika ada yang melanggar ya bencana, atau sakit, atau bahkan hewan ternak nya diambil si belang kerap terjadi. Warga sini gak berani membunyikan bedug dari dulu sampai sekarang,” tandasnya.