Berita  

Tak Banyak Terpublikasi, Dua Siswa SMA dari Sumedang Ini Karang Buku Novel

Siswa di Sumedang karang Novel
Rizki Maulana Ihsan Kelas XII IPS 2 dan Erika Rahayu Putri siswi kelas XII IPA 2 SMA PGRI

INISUMEDANG.COM – Tak banyak yang tahu, dua siswa dan siswi asal Sumedang ini tepatnya asal SMA PGRI Parakanmuncang Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang ini pernah membawa harum nama Sumedang melalui lomba menulis cerpen dan karang novel yang digelar salah satu penerbit buku terkenal di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.

Ya, mereka adalah Rizki Maulana Ihsan
Kelas XII IPS 2 SMA PGRI Parakanmuncang Sumedang dan Erika Rahayu Putri siswi kelas XII IPA 2. Mereka berhasil karang dan mencetak buku Novel dengan Karya Buku: Bukan Sebatas Kekuatan, Penerbit: CV Lintang Semesta Publisher

Kedua, Erika Rahayu Putri, Kelas XII IPA 2, berhasil membuat novel berjudul Perjalanan Cinta, Penerbit: CV Lintang Semesta Publisher. Keduanya berhasil menyisihkan kompetitornya sesama pelajar dan umum SMA se Indonesia.

Menurut Erika, awalnya dirinya hanya seorang pelajar biasa. Namun, karena hobi menulis, dan terganjal pelajaran yang daring gegara pandemi, sehingga dirinya sering curhat dan menulis cerpen di akun media sosialnya. Kadang kala, kegiatan sehari harinya dia catat di note pad atau catatan handphonenya. Bahkan tak sedikit karyanya di apload di akun media sosial facebook dengan nama @erikarahayuputri.

Namanya juga perjalanan, karyanya kadang di like kadang tidak. Namun, teman teman FB nya menjadi pembaca setia Erika hingga Erika termotivasi membuat buku sendiri di penerbit ternama.

Ini Baca Juga :  Tak Hanya di Cisurupan, Korban Terdampak Banjir Bandang di Sumedang Terdapat Juga di Cimuncang

Kemudian, Erika bergabung di grup grup literasi di akun media sosial. Hingga, dia mendapatkan informasi ada lomba menulis novel yang digelar CV. Lintang Semesta Publisher Probolinggo Jawa Timur. Dan Erika diberi kesempatan menulis novel dalam jangka waktu 30 hari harus selesai secara online.

Lomba Secara Online

“Waktu itu masih duduk di kelas X SMA. ya kan banyak belajar daring karena pandemi, jadi ya corat coret aja di notepade. Kemudian, ya ikut lomba secara online. Alhamdulilah dari sekian banyak peserta, karya saya berhasil dipublis atau dicetak oleh penerbit,” ujar Erika saat ditemui di sekolahnya, Jumat (10/2/2023).

Erika menambahkan, buah hasil karyanya itu dikirim ke alamat rumahnya sebanyak 5 buku sebagai kenang kenangan dan hadiah. Dari itu, 1 buku dikirim ke Perpustakaan Nasional, 1 ke Perpustakaan Daerah, 1 ke Perpustakaan sekolah, dan 1 di rumahnya. Sedangkan 1 novel lagi sebagai pegangan oleh penerbit.

Menurut Erika, dikirimnya ke Perpustakaan Nasional sebagai syarat mendapatkan ISBN (International sertifikat book number). Setelah mendapatkan ISBN baru novelnya bisa diperbanyak dan dijual secara komersil di toko toko buku.

Ini Baca Juga :  Antisipasi Paham Radikalisme, Yenni Wahid dan Densus 88 Diundang ke IPDN

“Peraturannya penerbit baru bisa nerbitin buku kalau sudah ada ISBN nya. Alhamdulillah sekarang sudah ada ISBN nya, dan sudah bisa diperbanyak. Namun, kalau mau pesen harus transfer dulu ke penerbitnya baru barang dikirim,” ujarnya.

Anak pertama dari dua bersaudara ini menambahkan, satu novelnya dijual Rp75 ribu per satunya. Saat ini memang jumlahnya terbatas karena memang harus ada sponsor. Jika harus memesan, maka harus transfer dulu ke penerbitnya. Dan itulah yang menjadi kendala kenapa novelnya tidak ada di pasaran umum.

“Setelah dicetak penerbit, hak cipta menjadi tanggung jawab penerbit. Makanya keuntungan pun untuk penerbit, kalau saya paling rolayti menulis aja,” ujar wanita yang tinggal di Dusun Sindangnangoh Desa Cikahuripan ini.

Erika Siswa Di Sumedang Karang Novel Berjudul Bukan Sebatas Kekuatan

Tak jauh beda dengan Erika, Rizki Maulana Ihsan juga termotivasi Erika membuat novel dan diterbitkan penerbit. Jika Erika sewaktu kelas X, sedangkan Rizki ketika menduduki bangku kelas XI. Dengan karya berjudul Bukan Sebatas Kekuatan, Rizki juga berhasil karyanya diterbitkan penerbit.

Anak pertama dari 4 bersaudara ini menceritakan memang awalnya hobi menulis. Karena dirinya sering diam di kamar gegara pandemi, sehingga sering menulis curhat, puisi, dan perjalanan hidup di notepad hapenya. Lambat laun, catatan di HP nya bertambah banyak mengenai kisah perjalanan hidup. Sehingga akhirnya mendapat informasi dari Erika untuk sama sama mengikuti lomba menulis Novel di perusahaan penerbit.

Ini Baca Juga :  Pameran Kepurbakalaan Akan Digelar di Sumedang, Sejumlah Temuan Fosil Siap Ditampilkan

Selama 30 hari Rizki diberikan kesempatan untuk menulis Novel. Kemudian, novelnya dikirim ke alamat email perusahaan penerbit dan berhasil dibukukan.

Rizki yang beralamat di Dusun Saradula RT 02 RW 01 Desa Tegalmanggung Kec Cimanggung itu memang bercita cita menjadi jurnalis karena hobi menulis. Sehingga, dia bercita cita melanjutkan kuliah di universitas yang ada porsi jurnalistiknya.

“Setelah berhasil dicetak, saya memesan 10 buku ke penerbit untuk dijual kembali. Alhamdulillah sudah laku 7 tinggal 3 lagi buat kenang kenangan,” tandasnya.

Kedepannya, keduanya telah menulis 1 judul novel lagi yang siap dikirim ke sejumlah penerbit. Rizki menulis judul ‘The Betle in Hyperspace’ dan Erika sedang menulis novel berjudul ‘Dicintai Pak Guru’.

“Doakan saja, semoga cepat selesai, hasil karya itu memang perjalanan kisah cinta dan perjalanan hidup. Semoga ada sponsor baik dari pemerintah daerah maupun dari Kementrian Pendidikan,” tandasnya.