INISUMEDANG.COM – Menabur uang di Kolam renang miliknya di Dusun Ciluluk Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari, menjadi ikon rangkaian ulang tahun H. Umuh Muchtar yang ke 74. Ditemani sang istri tercinta, Hj. Pipin (69) ayahanda Erwan Setiawan itu tampak semangat dan bahagia menabur uang pecahan 50 ribu dan 100 ribu rupiah ke kolam renang miliknya, Selasa (2/6/2022).
Bahkan tak hanya itu, bos Persib itu kedatangan pejabat tinggi baik dari kalangan TNI dan Polri, seperti Danjen Kopassus, Mayjen TNI Iwan Setiawan, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana, serta Corp Polisi Militer dan pejabat teras Pemkab Sumedang lainnya.
“Saya sangat senang, berterimakasih sekali kepada tamu yang datang, sahabat, kerabat, saudara, dan tetangga di Tanjungsari ini. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam jamuannya, silahkan bebas masyarakat mau makan apa tinggal bilang,” ujarnya dalam sambutan.
Tak hanya dari kalangan pejabat TNI Polri, Umuh Muchtar juga kedatangan bobotoh Persib baik dari Bandung maupun Sumedang. Bahkan, band Maung Bandung pun turut mengiringi prosesi acara ulang tahun ayah tiga anak ini. Menurut Umuh, tak kurang dari 500 porsi makanan disiapkan. Bahkan, sehari sebelumnya sebanyak 260 anggota Kopasuss hadir ke rumahnya di Tanjungsari.
“Orang Tanjungsari itu baik baik, ramah, dan seperti saudara saya sendiri. Tak pernah saya kehilangan barang atau benda apapun selama tinggal di Ciluluk Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari ini,” ujarnya.
Sementara itu, Hj. Pipin istri tercinta H Umuh yang 5 tahun lebih muda darinya mengatakan Bapak sosok yang sederhana dan dermawan. Permintaannya tak pernah neko neko hanya ingin melihat keluarga dan masyarakat senang. Setiap ada acara atau momen jelang puasa dan idul fitri, suaminya selalu mengundang warga untuk sekedar makan dan ngagogo ikan di Kolam ikan tak jauh dari rumahnya.
Tak Boleh Sepi Makanan
Suaminya pun sering berpesan di mesjid tempatnya ibadah seperti di Kiaracondong Bandung dan Ciluluk Tanjungsari tak boleh sepi makanan. Pokoknya setiap hari harus ada makanan cemilan minimal kopi, agar para jamaah betah tinggal lama lama di mesjid.
“Bapak kalau di Kiaracondong banyak menghabiskan waktu di mesjid. Pokoknya di mesjid harus selalu ada makanan, begitu juga mesjid di Ciluluk,” ujarnya.
Jika di rumah, katanya, makanan kesukaannya seperti sayur kacang, sop, dan buah-buahan selalu ada. Sesekali surabi atau opor ayam atau gulai kambing makanan favoritnya.
“Bapak itu perhatian, romantis, dan suka bercanda. Kadang tegas kepada anak cucunya, tetapi tegas yang mendidik dan lembut ke istri dan menantu,” ujarnya.
Bahkan, Hj Pipin menceritakan bahwa H. Umuh Muchtar itu suka berbagi kepada sesama jauh jauh hari sebelum dirinya sukses seperti sekarang. Untuk memikat hatinya saja, Umuh Muchtar sering membawakan makanan untuk kakak kakaknya jika lewat ke rumahnya.
“Saya juga heran, awalnya kaget, ada pria yang sering lewat rumah saya menggunakan sepeda kumbang. Eh ke sini ke sini sering bawakan makanan buat kakak saya. Lambat laun dia menyatakan cintanya kepada saya. Karena dibujuk kakak kakak saya, saya terima cintanya, meski saya takut karena belum pernah berpacaran dengan laki laki lain selain Umuh Muchtar,” ujarnya.
Awalnya, lanjut Hj. Pipin cinta keduanya berawal dari teras sebuah rumah di Gang Desa Babakan Sari Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. H. Umuh sering lewat ke depan rumahnya menggunakan sepeda kumbang.
“Waktu itu belum tahun 1970, Bandung masih sejuk dengan bunga-bunga pohon flamboyan. Saya juga tak kepikiran bisa berjodoh dengan bos Persib itu,” tandasnya.