INISUMEDANG.COM – Kabupaten Sumedang terus terusan melakukan terobosan dalam segala hal dengan dalih pelayanan dan pembangunan untuk warganya. Namun, ada hal yang kerap terjadi, setelah pembangunan selesai selalu saja muncul masalah baru yakni pemeliharaannya.
Demikian disampaikan Pemerhati Kebijakan Pemerintah Pupung kepada Minggu 22 Januari 2023.
Menurutnya, soal pembangunan dan terobosan yang dilakukan Pemkab Sumedang bisa diacungkan jempol. Tapi kenapa setelah pembangunan itu selesai, muncul persoalan baru yaitu pemeliharaannya.
“Salah satu contoh saja, obyek wisata situs Gunung Palasari, kondisinya sekarang memprihatinkan setelah dibangun setahun yang lalu, tampak terlihat Pos Jaga dan toilet sudah tidak terawat. Apakah akan dibiarkan tetap seperti itu?,” ungkapnya.
Yang membuat geli, lanjut Pupung, beberapa hari yang lalu Sekda Sumedang mengunjungi wisata situs Gunung Palasari bahkan lokasi itu di vidio. Katanya untuk konten, tapi kenapa tidak ada tindak lanjut dari sampai sekarang.
“Di obyek wisata situs Gunung Palasari sangat potensial. Bahkan usaha ekonomi kreatif yang notabene oleh pemerintah digembar gemborkan sangat menunjang, meningkatkan ékonomi. Namun, pada akhirnya sekarang ini terlihat warung warung dilokasi akhirnya tutup gulung tikar sebab sepi pengunjung,” ujar Pupung.
Dampak Sepinya Pengunjung
Sepinya pengunjung yang datang, sambung Pupung, akhirnya menjadi luput dari perhatian Pemerintah Sumedang. Destinasi wisata yang coba dikembangkan sepertinya hanya sebuah pemantik slogan belaka tanpa tindakan yang konferehensif dan konstruktif.
“Benteng benteng peninggalan yang bersejarah ini menjadi daya tarik sendiri yang luar biasa, ditambah lingkungan yang teduh asri oleh rindangnya pohon pohon pinus ini menjadi sebuah edukasi, dan tinggal bagaimana si pemangku kebijakan mampu melakukan langkah langkah terobosan dengan kearifan lokal menumbuh kembangkan industri wisata bersejarah di Kab. Sumedang,” tutur Pupung.
Tak hanya wisata Situs Gunung Palasari, kata Pupung, apa kabarnya wisata Paralayang Batu Dua. Yang sampai sekarang pun kondisinya sudah merana sepi pengunjung dan tidak adanya pemeliharaan, sehingga sama hal dengan Gunung Palasari memprihatinkan.
“Ditambah lagi dengan sarana Olahraga Sport Center Tadjimalela (SCT) untuk biaya pemeliharaan sarana olahraga SCT itu, tidak ada anggarannya. Untuk biaya pemeliharaan mengandalkan dari pendapatan parkir dan sewa lapang,” ucapnya.
Sehingga menjadi hal yang wajar, sebut Pupung, bila SCT kondisinya sudah tidak memungkinkan karena tidak ada biaya pemeliharaan. Kalau hujan lapang bolanya sudah seperti Empang saja, karena pembuangan sarana airnya bermasalah.
“Lapang bola SCT itu sudah tidak terawat, miris juga, sampah dimana mana, kondisi lapang sepak bolanya becek. Ini baru tiga contoh, masih ada lagi sarana yang dibangun melalui anggaran pemerintah yang tidak terawat karena persoalan biaya pemeliharaan. Jadi membangun bisa segera terealisasikan tapi memeliharanya juga harus lebih diutamakan karena soal aset negara harus dipelihara,” tandasnya.