BANDUNG, 19 September 2024 – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat memberikan penjelasan atas hebohnya kabar terkait siswi SD meninggal dunia saat gempa Kabupaten Bandung.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jabar Hadi Rahmat menyampaikan sesuai data yang dikumpulkan ada laporan siswi meninggal tetapi korban menghebuskan nafas terakhir tak terdampak langsung guncangan gempa.
“Korban merupakan seorang siswi SD kelas 6 di Rancaekek. Saat (gempa mengguncang) itu korban yang berada di kelas sempat keluar kelas dan setelah gempa reda korban sempat kembali ke dalam kelas,” kata Hadi.
“Bukan meninggal dunia tertimpa reruntuhan atau pada saat evakuasi tapi info yang kami dapat siswi itu tiba-tiba terjatuh. Mungkin ada penyakit bawaan ya,” ungkap Pranata Humas Ahli BPBD Jabar itu menambahkan.
Sementara itu, informasi yang diterima dari pihak kepolisian korban meninggal itu berinisial NMS (11). Siswi salah satu SD itu meninggal dunia karena sakit disebabkan oleh sesak nafas setelah gempa melanda.
Pengumpulan data BPBD hingga Kamis 19 September 2024 pukul 08.00 WIB rumah terdampak gempa di Kabupaten Bandung 2.020 unit dengan rincian 532 rusak berat, 475 rusak sedang, dan 1.013 rusak ringan.
Selain itu, 8 fasilitas kesehatan, 31 tempat pendidikan, 55 tempat ibadah juga rusak. Sementara terkait korban, terdata 5.409 KK atau setara 21.696 jiwa terdampak, 710 warga mengungsi dan 78 warga luka-luka.
Merujuk laporan BPBD Jawa Barat, ada empat pengungsian untuk warga terdampak gempa Kabupaten Bandung. Di lapangan depan kecamatan, Masjid At Thohiriyah, Masjid Al Barokah, serta area kebun RW 16.
Diberitakan sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 5 magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Bandung pada hari Rabu sekira pukul 09.41 WIB. Sejumlah warga sempat panik dan berlarian ke luar rumah.