INISUMENDANG.COM – Indonesia memang sarat akan beragam budaya dan cerita-cerita turun temurun yang hingga kini masih dipercaya sebagain besar masyarakatnya.
Seperti sebuah kisah diceritakan Jajat salah satu tokoh masyarakat Desa Sukaluyu Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Mengenai satu Dusun di derahnya yang konon pernah ada penari Ronggeng lenyap dalam semalam.
Cerita ini turun temurun dari orang tuanya dan beberapa masyarakat setempat bahwa pada zaman dahulu konon pernah terjadi peristiwa yang cukup menyeramkan yakni seorang penari Ronggeng yang dimakan macan jadi-jadian.
Sebelumnya, kata Jajat, desa Dusun tersebut ada pertunjukan Seni Ronggeng pada malam hari. Ditengah pesta rakyat tersebut salah satu Ronggeng ada yang terpikat oleh salah satu penonton yang tampan rupawan.
Singkat cerita, lanjut Jajat, usai pertunjukan seni tersebut salah satu pemain atau penari Ronggeng yang pergi bersama pria tampan rupawan salah seorang penonton itu tak juga kunjung ngumpul dilokasi pertunjukan.
Keesokan harinya, penduduk setempat mencari keberadaan salah satu Ronggeng tersebut. Namun, setelah di cari-cari kesana kemari warga hanya menemukan bangkai Nyi Ronggeng tersebut.
Berkaitan dengan cerita tersebut sampai saat ini masyarakat setempat dilarang nabeuh Goong (Gong) besar dan Joget atau menari dengan lawan jenis.
“Sekarang dinamai Leuwung Cucut di Dusun Cibogo. Pantangan jangan menabuh Gong Besar dan Joget bersama antara laki dan perempuan meski muhrim, ataupun suami istri ibu. Dan jika dilanggar konon akan berbuah petaka. Hingga saat ini tidak ada warga yang berani melanggarnya,” jelas Jajat
“Bila diambil dari falasafah positifnya yaitu maunsia tidak boleh sombong takabur sepreti suara Gong. Serta laki laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh campur bergaul yang melebihi batas sesuai dengan ajaran syariat islam,” tandasnya.