Seorang Pria di Sumedang Ngaku Pernah Jadi Korban Santet, Ini yang Dirasakannya

Ilmu Santet
Poto Internet Ilustrasi Santet

INISUMEDANG.COM – Enjang Saepudin 49 tahun asal Desa Cikondang Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. Mengaku bahwa dirinya pernah menjadi korban santet yang hampir merenggut nyawanya.

Kejadian tersebut, dialami Enjang pada tahun 2002 yang lalu, kala Enjang bekerja di salah satu Rumah Sakit di Kabupaten Sumedang.

Enjang mengaku gejala yang dirasakan awalnya seluruh badannya pada pegel linu, nyeri sendi sendi tulang, lalu perasaan selalu was was.

“Kejadian itu pada tahun 2002 yang lalu, setahun saya mengalami penyakit di luar batas akal manusia. Pertama kali saya tidak curiga bahwa itu adalah gejala saya kena santet. Namun, berjalannya waktu, hidup saya makin menderita, badan saya makin parah sakitnya. Dirumah pun sering kali mengalami hal hal mistik,” kata Enjang kepada IniSumedang.Com Selasa 5 April 2022 di kediamannya.

Kejadian-kejadian Mistis Yang Dialami Setiap Hari

Enjang menuturkan, dirinya merasa makin hari penyakitnya itu makin parah, hampir tidak bisa bangun dari tempat tidur. Sebelumnya, dibawa ke doktor dan mengatakan bahwa demam biasa. Namun, yang dirasakannya itu bukan penyakit biasa, ditambah kejadian kejadian mistis yang dialami setiap hari membuat bulu kuduk merinding.

Ini Baca Juga :  Kisah Sunan Gunung Jati, Cucu Prabu Siliwangi Waliyullah Penyebar Islam di Jawa Barat

“Akhirnya, saya mencari paranormal, dan itu bukan satu orang saja. Setiap ada yang memberi tahu pasti saya kejar untuk didatangi karena ingin cepat sembuh. Namun, semakin banyak paranormal yang saya datangi semakin banyak pula alternatif pengobatannya malah semakin bingung yang akhirnya. Saya putuskan tirakat sendiri, saya berpuasa dan berdzikir,” turut Enjang.

Dalam menjalani tirakat itu, sambung Enjang, dirinya khusyu menjalaninya dan meminta bantuan kepada Allah SWT untuk memberikan pertolongan kepada dirinya, disela berpuasa dan berdzikir itu dengan penuh keyakinan.

“Ketika selesai berdzikir sambil merasakan badan sangat lemas, gigi pada goyang, ngantuk yang tiada bandingannya, dan malas untuk berbuat apa apa. Tapi semua itu dilawan, dan akhirnya saya sempat tertidur di sejadah, lalu saya bermimpi, ada Keris melayang layang lalu jatuh di pohon beringin. Seketika itu saya langsung bangun dan kaget atas mimpi itu,” kata Enjang.

Ini Baca Juga :  Jumlah Pasien Sembuh Dari Virus Corona di Sumedang Sebanyak 512 Orang

Tirakat Di Nangtung

Besoknya, lanjut Enjang, ia merasa ada yang memberitahukan bahwa dirinya (Enjang) harus datang ke Nangtung.

“Akhirnya, saya putuskan datang ke Nangtung. Dan benar saja, suasana Nangtung itu ternyata sama persis dengan tempat dalan mimpi yang saya alami, dimana lokasi jatuhnya keris dalan mimpi itu. Awalnya saya tidak tahu bahwa Nangtung itu tempat makam leluhur, saya baru tahu itu makam leluhur, setelah dikasih tahu oleh Juru kuncinya,” ungkap Enjang.

Setelah mengungkapkan apa yang terjadi selama ini, kata Enjang, dirinya disarankan oleh Juru kunci makam Keramat Nangtung, untuk berpuasa, Ibadah, dan berdzikir di tempat yang sudah disediakan. Akhirnya atas perintah dari Juru kunci, hal itu dilaksanakan.

Ini Baca Juga :  Jangan Nyebut "Ucing" di Cipancar Sumedang, Berani Menyebutnya Akan Fatal Akibatnya

“Saya menjalani kembali tirakat dalam keadaan sakit parah di tempat keramat Nangtung. Akhirnya, saya dapat jawaban ketika saya sedang berdzikir, terlihat jelas orang yang saya kenal berbuat jahat, diluar dugaan melukai saya sendiri dengan cara santet. Setelah ada jawaban itu, ditubuh saya keluar ulat dan merang bambu yang rasanya sakit sekali ketika keluar,” ucapnya.

Pengalaman ini, tambah Enjang,
benar benar dialaminya dan meyakini bahwa santet itu benar-benar ada dijamin seratus persen.

“Alhamdulillah, Allah SWT masih memberikan keselamatan kepada saya, dan saya percaya, bahwa santet itu ada, sejuta persen saya percaya itu. Karena saya mengalaminya, sangat sakit dan tersiksa ketika jadi korban santet, sejak kejadian itu, saya pun keluar dari tempat kerjaan, malah akhirnya saya jadi mencari jatidiri mendalami ilmu hikmah,” pungkas Enjang.