“Mungkin tadi pengolahan sampah nanti saya akan kerja sama dengan forum petani dibawah binaan pak Saepudin, yang memang konsen di bidang lingkungan. Memang mereka yang konsen dalam penghijauan dan kebetulan saya kenal dengan mereka karena saya kan basic-nya dari kehutanan. Untuk pengolahan sampah nanti kita akan kerjasama dengan mereka, selain sampah an organiknya diolah, sampah organiknya juga bisa dipakai pupuk kompos,” ujarnya.
Sementara saat ini, proses pembangunan baru tahap penataan lahan, dan akan ditunggu setelah 4-5 bulan terkena air hujan dulu agar tanahnya keras.
Untuk typenya sendiri ada type 32 dan type 42 yang luas tanahnya 60 meter persegi. Jadi kalau orang baru nikah, atau rumah tangga kecil sangat cocok menempati rumah itu.
Sementara itu, Saepudin selaku Ketua Forum Komunikasi Petani Gunung Geulis sangat menyambut adanya perumahan yang berkonsep lingkungan tersebut. Sebab, selain membawa dampak positif bagi kelangsungan hidup juga berkontribusi bagi warga sekitar.
“Kita sambut baik kalau pengembangnya cinta lingkungan. Saya kenal persis dengan Pak H. Dadang yang orang kehutanan, pasti tahu membangun perumahan yang berkonsep lingkungan hidup. Saya kira RTH 50 persen dari luas wilayah itu sudah lebih dari cukup. Bahkan, pengelolaan RTH nya bisa diberdayakan oleh Petani sekitar untuk menjaga aspek lingkungan dan pemanfaatan hasil buminya,” ujarnya
