INISUMEDANG.COM – Nasib pilu dialami Eka Yunita Ibu muda kelahiran 1994 asal Tanjungsari, Kabupaten Sumedang Jawa Barat ini terkatung-katung setelah menjadi TKI (Tenaga kerja Indonesia) di negeri orang. Beruntung Eka Yunita berhasil kembali ke tanah air setelah pihak Garda Buruh Migran Indonesia (BMI) Sumedang membantu mengadvokasi nya.
“Eka Yunita, 6 bulan lalu diajak seorang sponsor yang dateng ke kampungnya di desa Gunung Manik kanggo damel di Saudi. Berangkat ke saudi pakai visa perjalanan wisata, disuruh sponsornya untuk ngakunya berlibur,” jelas ketua BMI Sumedang Mahardika Dewayana Ahad, 28 Februari 2022.
Lebih jauh Mahardika mengatakan, dipenampungan TKI tersebut tidur hanya kardus dan makan yang tidak layak konsumsi.
“Sampai saudi masuk ke penampungan PT penyalur tenaga kerja. Di lokasi penampungan banyak TKI lainnya, ada yang dari Cirebon, Pandeglang. Di penampungan hanya tidur beralaskan kardus dan makanan tidak layak,” tuturnya.
Ia mengatakan, diduga bahwa Eka Yunita disalurkan oleh agen TKI ilegal yang memotong Gaji lebih dari 50 persen. Sehingga untuk berobat pun harus ditanggung oleh yang bersangkutan.
“Eka Yunita disalurkan ke seorang majikan Saudi, dengan gaji 12 Juta dalam rupiah, namun masuk ke agen, agen hanya memberi ke Eka 4.5 Juta. Eka sakit (getah bening) sehingga harus berobat namun menggunakan biaya sendiri. Beruntung masih diizinkan majikan Saudinya menggunakan HP, lalu menghubungi Garda Buruh Migran Indonesia via temannya,” jelasnya.
EY Berhasil Kembali Ke Tanah Air Setelah Garda BMI Bernegosiasi dan Bermediasi Dengan Pihak Penyalur
Ia menambahkan, dari Garda BMI mefasilitasi EY kembali ke Indonesia setelah bernegosiasi dan bermediasi dengan pihak penyalur.
“Oleh Garda BMI difasilitasi ke PT penyalur agar Eka Yunita bisa dipulangkan secepatnya. Setelah 4 bulan mediasi dan negosiasi, Eka diproses kepulangannya ke Indonesia. 10 hari lalu eka sampai ke Indonesia, dikarantina di wisma atlet, Kemarin malem eka yunita diantar dari wisma atlet ke rumahnya di perumahan Citra Mas Desa Gunung Manik Tanjungsari Sumedang,” tuturnya.
Ia berharap pihak terkait lebih gencar lagi melakukan sosialisasi kedapa calon TKI, supaya tidak terjadi lagi kejadian seperti ini.
“Harapannya Disnaker Sumedang lebih sering melakukan sosialiasi mengenai prosedur aman pemberangkatan tenaga kerja ke luar negeri, melalukan pelatihan pelatihan sebelum diberangkatkan minimal calon tki mempunyai kemampuan bahasa dan cara pelaporan jika terjadi sesuatu yg membahayakan,” tandasnya.