INISUMEDANG.COM – Pandemi Covid-19 benar-benar meluluhlantakkan seluruh tatanan ekonomi, salah satunya di sektor Pariwisata. Seperti yang terjadi pada Objek Wisata Pesona Jatigede (PJG) yang berada di Desa Tarunajaya Kecamatan Darmaraja.
Sebelum adanya wabah Covid-19 Objek wisata PJG selalu ramai dan menjadi salah satu pilihan destinasi wisata yang diunggulkan yang berada di pesisir Waduk Jatigede.
Kini, kondisi obyek wisata PJG, antara hidup dan mati, terlihat dari banyaknya daun kering dari pohon bambu berserakan.
Selain itu, wahana bermain anak tampak berantakan, tempat selfi, dan stand stand yang lainnya sudah tidak terawat, akibat sepinya pengunjung.
Pemilik Objek Wisata Pesona Jatigede H. Taufik Hidayat mengatakan, sebelum ada Covid-19 dan pemberlakuan PSBB dan PPKM, PJG selalu ramai. Bahkan saking banyaknya pengunjung, kami harus menambah karyawan di akhir pekan hingga 20 orang lebih.
“Dulu, sebelum Covid-19, tempat kami ini selalu ada pengunjung, bahkan karyawan pun di akhir pekan sampai 20 orang lebih. Ekonomi meningkat, lingkungan pun terbantu. Tapi sekarang, begini adanya, dan bisa terlihat sendiri seperti apa sekarang,” ungkapnya saat ditemui di PJG, Sabtu (18/12/2021) kemarin.
Sudah lama sekali, kata Taufik, sejak Covid-19 sampai sekarang sudah tidak ada lagi pengunjung. Bahkan yang sudah boking pun dibatalkan karena ketidakpastian aturan dari Pemerintah Kabupaten Sumedang.
“Waktu PPKM kemarin, ada himbauan bahwa bisa buka, pas kita sudah mempersiapkan segalanya, termasuk bayar karyawan, tiba-tiba malam harinya tidak boleh buka. Aneh, kita sudah keluar modal tiba-tiba dibatalkan karena PPKM,” ujar Taufik.
Menurutnya, ketidakpastian aturan dan selalu terlambat keputusan yang menyebabkan boking yang sudah ada di batalkan. Bahkan untuk bulan Januari 2022 dan bulan Desember 2021 ini turut dibatalkan. Kita tidak tahu kepastiannya, karena tidak ada edaran, sehingga membingungkan kebijakan daerah ini.
“Dulu, ketika kita launching, pa Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil datang ke PJG, obrolan singkat dengan beliau mau mendatangkan investor dan permodalan sebesar Rp.15 milyar. Dan obrolan itupun di saksikan oleh pa Bupati Dony Ahmad Munir. Namun nyatanya sampai saat ini tidak ada kabar dan ceritanya,” tuturnya.
Lebih lanjut Taufik menuturkan, biasanya diakhiri pekan ini pendatang dari mana mana pada datang. Tetapi sekarang yang datang hanya orang mau memancing saja. Sehingga masuk ke PJG pun di gratiskan ada yang bayar, tentu kami terima, tapi tidak bayar pun tidak jadi masalah.
“Ya di gratiskan saja, ada yang bayar tiket masuk ya di terima, tidak juga pun ga jadi soal, karena apa?, apa yang kita jual saat ini?, dalam kondisi seperti ini? apa yang menariknya?,” tanya Taufik.
Disinggung soal aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang diakhir tahun ini, yang kerap mengadakan kegiatan di luar Sumedang.
Taufik menjawab itu adalah kewenangan mereka.
“Ya silahkan saja, mau kemana mana juga, toh mereka yang punya kewenangan dan kekuasaan. Ada yang kesini dan perhatian terhadap obyek wisata daerah sendiri ya bagus, mau seperti itupun ya silahkan,” jawabnya.