INISUMEDANG.COM – Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.
Dahulu wilayah Desa Margajaya merupakan bagian dari Desa Ciluluk, yang mencakup empat wilayah desa yaitu Desa Margajaya, Desa Raharja, Desa Gunungmanik dan Desa Cinanjung.
Menurut situs resmi pemerintah Desa Margajaya pada zaman dahulu termashur nama seorang tokoh masyarakat di Desa Ciluluk yang bernama Raden Djajawiguna atau yang dikenal oleh warga sekitar dengan nama panggilan Maragan.
Dari keturunan beliaulah banyak yang menjadi lurah atau kepala Desa di Desa Ciluluk atau Desa Margajaya sekarang ini.
Desa Ciluluk pertama kali dikepalai oleh seorang tokoh masyarakat yang bernama Bapak Tanudisastra atau yang lebih termashur dengan nama panggilan Mama Bintang. Beliau adalah lurah atau kepala Desa keturunan dari Raden Djajawiguna (Maragan) yang pertama kali menjabat sebagai kepala Desa di Ciluluk.
Lurah Tanudisastra adalah kepala Desa yang termashur dengan kebaikan dan kebijaksanaanya sehingga beliau banyak mendapatkan penghargaan dari pemerintah pada saat itu.
Pada waktu itu masa jabatan Kepala Desa atau Lurah tidak dibatasi seperti sekarang ini. Setelah Tanudisastra meninggal dunia, kurang lebih pada tahun 1941 jabatan kepala Desa diganti oleh E. Sascadipura atau yang terkenal dengan nama panggilan Pa Kuwu Enas. Beliau masih saudara dari Bapak Tanudisastra dan masih keturunan dari Raden Maragan.
Pada waktu itupun masa jabatan kepala desa belum dibatasi periodenya karena belum ada peraturan yang mengatur tentang hal tersebut. Raden E. Sascadipura menjabat sebagai kepala Desa Ciluluk kurang lebih dari tahun 1941 sampai dengan 1949. Dan pada tahun 1949 jabatan kepala Desa Ciluluk digantikan oleh bapak H. Mahmud yang masih keturunan dari Raden Djajawiguna.
Raden R. Wihatmadisastra Atau Yang Termashur Dengan Nama Panggilan Pa Kuwu Rio
Menurut cerita sebagian tokoh masyarakat Desa Margajaya, H. Mahmud adalah kepala Desa Ciluluk yang paling gagah dan paling sakti. Namun sayang beliau menjabat hanya sebentar karena beliau dijebak oleh gerombolan dan dibunuh. Masa jabatan H. Mahmud kurang lebih dari tahun 1949 sampai dengan 1957 dan digantikan oleh Raden R. Wihatmadisastra atau yang termasyur dengan nama panggilan pa Kuwu Rio. Beliaupun sama masih keturunan dari Raden Djajawiguna.
Raden R. Wihatmadisastra kurang lebih menjabat dari tahun 1957 sampai dengan 1965 dan digantikan oleh bapak Memed yang pada saat itu menjabat sebagai sekretaris desa. Lagi-lagi beliaupun masih keturunan dari Raden Djajawiguna.
Pada masa jabatan beliaulah Desa Ciluluk dimekarkan menjadi dua wilayah yaitu Desa Ciluluk dan Desa Raharja. Kemudian Desa Ciluluk dimekarkan kembali menjadi dua wilayah, yaitu menjadi Desa Margajaya dan Desa Gunungmanik. Kemudian Desa Raharja dimekarkan menjadi Desa Cinanjung.
Menurut penuturan Kades Margajaya sekarang, Yayat Ruhiyat memang di Margajaya tempat lahirnya orang orang mahsyur. Sebut saja, ada seorang wanita pangkat jenderal bintang dua bernama Laksamana Madya Wiwin Dwi Handayani, S.Psi., M.Si. (lahir 16 Juli 1966) adalah seorang perwira tinggi
TNI-AL yang sejak 21 Januari 2022 mengemban amanat sebagai Kepala Pusat Psikologi TNI.
Menurutnya, Laksamana Madya Wiwin Dwi Handayani merupakan satu satunya perempuan yang menjabat jenderal dua di kesatuan TNI AL. Wiwin adalah putri Bapak Ramsa yang sama sama TNI AD.
Kemudian, tokoh Jawa Barat yang juga Manager Persib H. Umuh Muchtar yang tinggal di Desa Ciluluk Tanjungsari, meski bukan lahir di Tanjungsari, tetapi tinggal dan menetap di Tanjungsari.
Dan banyak orang orang hebat lainnya dan memiliki kewibawaan namun tidak bisa disebutkan satu satu.