INISUMEDANG.COM – Sejumlah warga Perumahan Kampung Geulis Desa Sukadana Kecamatan Cimanggung mengaku kecewa dengan pelayanan PDAM yang hanya mengalirkan air selama 2 kali dalam sehari. Biasanya, mereka mendapatkan pasokan air selama 24 jam. Namun setelah kejadian longsor Cimanggung pada 2021 silam, pipa air patah dan tak mengalir normal.
“Imbasnya, 200 KK yang menghuni perumahan Kampung Geulis dan menjadi mitra PDAM menjadi kena imbasnya. Warga sekarang kesulitan mendapatkan air bersih bahkan sehari hanya mengalir jam 08.00 sampai jam 10.30. Dan sorenya jam 16.00 sd jam 18.00. Padahal kan kami bayar pul ke PDAM mau berapa kubik liter air pun,” ujar Toha salah satu warga setempat kepada wartawan, Minggu (28/1).
Warga pun mengajukan dipasang pipa air bersih dari tangki PDAM Tirta Medal Cabang Cimanggung lama ke tangki milik pengembang perumahan.
“Ya sejak kami menempati perumahan ini tahun 2019 pasokan air bersih ke daerah awalnya normal. Namun, sejak longsor jadi terlambat karena alasannya pipanya melalui jalur yang bekas longsoran. Kami meminta jalurnya dipindahkan ke atas, karena warga tak mau tahu pokoknya air harus normal,” ujarnya.
Namun, lagi lagi pihak PDAM sulit untuk merealiasiskan, alasannya belum ada serah terima aset dari pengembang ke Pemkab Sumedang. Sejatipun itu aturan, namun warga mengusulkan agar tangki penampungan ditambah atau menggunakan tangki milik pengembang yang volume airnya jauh lebih besar.
“Kalau disambungkan tangki PDAM ke tangki pengembang, saya kira itu akan cukup untuk 2 hari untuk seluruh warga. Namun, lagi lagi pihak PDAM lempar tanggung jawab dengan pengembang. Jadi sejak pasca longsor sampai sekarang belum ada titik temu nya,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Toha, dirinya bersama warga berempug untuk mengadukan keluhan ini ke anggota DPRD Sumedang dari Partai Golkar Asep Kurnia untuk dilanjutkan aspirasinya ke pihak PDAM.
“Untuk itu, dalam sapa warga pak Asep Kurnia dari Partai Golkar semoga keluhan kami segera dipenuhi. Minimal ada perbaikan pelayanan dan perawatan dari PDAM tirta medal Cimanggung,” ujar Toha.
Menurut Toha, di perumahan itu dihuni sekitar 200 KK dan warga yang sudah ber KTP Sukadana berjumlah 60 KK. Awalnya, air PDAM mampu memasok air selama 24 jam nonstop. Namun, sekarang airnya hanya mampu mengalir sehari selama 2 jam, itu pun kualitas airnya kotor.
“Untuk itu melalui serap aspirasi ini kami memohon bantuan kepada pak Asep Kurnia dari Fraksi Partai Golkar untuk memfasilitasi warga mengadukan ke PDAM. Agar kebutuhan warga untuk air bersih terakomodir,” ujarnya.
Menurut Toha, tak hanya telat kualitas air PDAM pada rumah warga yang berada di bagian bawah lereng kualitas nya kotor. Itu berarti tidak ada pemeliharaan kualitas air dan sarana pipanisasi. Bahkan, tangki milik PDAM bocor sehingga air sering habis meski tak digunakan warga.
“Kalau warga kan mendapatkan air dari tangki PDAM. Kalau bagian bawahnya kotor karena lumut atau kotoran jelas airnya kotor, itu kan perawatan dan pemeliharaan tidak jalan. Nah, kami berharap adanya peningkatan pelayanan dan pemeliharaan,” ujarnya.
Sementara itu, Caleg DPRD Kabupaten Sumedang Dapil V nomor urut 1, Asep Kurnia yang juga anggota DPRD Inkumben mengatakan, hari itu juga ketika sapa warga ke Dusun Kampung Geulis Desa Sukadana dirinya langsung menelepon Dirut Teknik PDAM Tirta Medal Sumedang untuk segera mengecek lokasi pipanisasi air bersih warga yang bermasalah. Agar warga tidak larut larut kesulitan air bersih dimana air, tanah, dan sumber daya alam itu hak warga yang dikelola negara.
“Oleh sebab itu negara harus hadir, pemerintah harus mengakomodir keluhan warga apalagi ini menyangkut air. Mereka kan bayar iuran PDAM, jadi saya kira sama sama diuntungkan. PDAM ada pelanggan baru, warga pun mendapatkan air bersih. Tinggal nanti pihak PDAM mengecek ke sini apakah memungkinkan memakai pipanisasi atau bagaimana, orang Teknik PDAM lebih paham,” ujarnya.