Sanimas Jadi Solusi Cegah BAB Sembarang di Sukamaju Sumedang

sanimas
Program Sanimas Desa Sukamaju Rancakalong Sumedang Jawa Barat

INISUMEDANG.COM – Dusun Sukamanah Desa Sukamaju Rancakalong Sumedang Jawa Barat, merupakan wilayah padat penduduk yang saat ini menjadi prioritas pemerintah desa dalam bidang kesehatan masyarakat.

Kepala Desa Sukamaju Lukman ditemui dirumahnya menyebut, karena Dusun Sukamanah padat penduduk, maka layak menerima program DAK Infrasuktur Bidang Sanitasi untuk mencegah buang BAB sembarang dan membiasakan masyarakat berprilaku hidup sehat.

“Program DAK merupakan program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), sedikitnya 50 keluarga dinyatakan sebagai KPM (Keluarga Penerima Manfaat),” ujar Lukman di lokasi, Minggu (20/2/2022).

Ini Baca Juga :  Pranadia Medika, Klinik Utama Jantung Pertama di Sumedang

Disebutkan, awal mula pemerintah desa mengajukan program Sandes (Sanitasi Desa) yang penerima manfaatnya hanya beberapa orang saja (5 orang KPM).

Namun karena program Sandes itu tidak ada, maka diganti dengan program yang cukup besar yakni Sanimas dengan besaran anggran sekitar Rp448 juta.

“Program itu telah dilaksanakan secara swakelola yang sebelumnya dibentuk Kelompok Swadaya Masyarakata (KSM) yang diberi nama kelompok Sukamanah bersatu,” katanya.

Manfaat dari Sanimas ini, lanjut dia, masyarakat lebih nyaman. Sebab sebelumnya, buang limbah rumah tangga hingga Buang Air Besar (BAB) tidak terintegrasi ke satu titik.

Ini Baca Juga :  Antisipasi Pembuatan Senpi, Baintelkam Polri Beri Penyuluhan ke Perajin Senapan Angin di Sumedang

Dengan adanya Sanimas, semua limbah dari mulai kotoran rumah tangga hingga BAB manusia, terintegrasi ke satu lubang pembuangan. Sehingga tidak ada lagi yang sembarang buang kotoran.

“Kami merasa bersyukur bahwa Desa Sukamaju telah mendapatkan program Sanimas yang dirasakan masyarakat banyak manfaatnya,” ujarnya.

Bagaimana tidak?, rumah warga di Dusun Sukamanah hampir berdekatan satu sama lain. Antara tempat buang BAB dengan beberapa sumber air (sumur) hampir berdekatan sehingga dipastikan mencemari sumber air yang setiap hari dikonsumsi.

“Kondisi lingkungan seperti itu tidak sehat yang berakibat timbulkan berbagai penyakit. Bahkan dengan kepadatan penduduk, sangat rentan terhadap penyebaran penyakit,” katanya.