BANDUNG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung buka suara mengenai penumpukan sampah yang kini tengah terjadi di sejumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Mewakili Pemkot Bandung, Kepala DLH Bandung Dudy Prayudi mengungkap beberapa penyebab mengapa sampah sekarang ini begitu menumpuk di TPS.
“Kendalanya ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti (Bandung Barat). Alat berat mengalami kerusakan dan jalannya licin,” ungkap Dudy kepada para wartawan.
Selain itu, lanjut Dudy, adanya manuver pembuangan sempit mengakibatkan proses pembuangannya menjadi lama. Ini membuat antrean panjang dan terjadi keterlambatan.
“Tapi saat ini kami secara bertahap tetap mengangkut sampah di TPS, terutama yang terjadi kelebihan kapasitas. Kalau sudah overload itu yang menjadi prioritas,” katanya.
Lebih lanjut, Kepala DLH Bandung itu mengaku, fokus mengangkut sampah yang menumpuk di jalan protokol. Kemudian sampah yang ada di TPS secara bertahap.
“Kami punya 135 TPS berbentuk bangunan dan 15 berupa transfer depo dengan volume sampah 1.200 ton per hari. Namun sekarang hanya bisa 900-1.000 ton per hari,” katanya.
Mengingat volume sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti terus meningkat, Dudy sangat berharap TPPAS Legok Nangka Nagreg Kabupaten Bandung segera beroperasi.
“Kita berharap bisa dioperasikan secepat mungkin. Kita menunggu dari provinsi. Kami juga mengimbau masyarakat sementara tidak membuang sampah ke TPS,” ucapnya.
Masyarakat, kata Dudy, dapat memilah sampah yang akan dibuang ke TPS. Ada organik dan anorganik. Sampah organik bisa dibuang ke Loseda (Lobang Sesa Dapur).
“Sedangkan anorganik bisa menghubungi bank sampah unit terdekat untuk ditabung. Mudah-mudahan cara ini bisa mengurangi sampah yang dibuang ke TPS,” tuturnya.