Di tempat yang sama, Kepala Unit Pengelola Gedung Pertunjukan Seni Budaya Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Encu Suhani menyebutkan Sandiwara Miss Tjitjih ini akan memasuki usia satu abad alias 100 tahun.
“Dalam kegiatan kolaborasi ini kami mengajak seluruh warga masyarakat Sumedang, karena cikal bakal Miss Tjitjih ini berasal dari Sumedang,” katanya.
Road Show Napak Tilas dan Menjelang Satu Abad Sandiwara Sunda Miss Tjitjih diselenggarakan untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya daerah. Khususnya Seni Budaya Sunda Jawa Barat dan mengenalkan kembali Sandiwara Miss Tjitjih kepada masyarakat.
Sekedar informasi, bila Sandiwara Sunda Miss Tjitjih merupakan Sandiwara Sunda dengan nama seorang Diva Sandiwara Sunda pada tahun 1928 asal Sumedang, yaitu Miss Tjitjih. Dimana Pada tahun 1926 seorang gadis cantik bernama Nyi Tjitjih yang biasa bermain sandiwara berbahasa Sunda ditemukan oleh Aboebakar Bafaqih, seseorang keturunan Arab-Indonesia kelahiran Bangil, Jawa Timur pemilik Sandiwara Keliling atau Komedie Stamboel (1891-1903) yang sedang mengadakan pertunjukan keliling di Jawa Barat.
Di daerah Sumedang Bafaqih menemukan Nyi Tjitjih yang pada saat itu berusia 18 tahun. Bafaqih langsung tertarik mengajaknya masuk ke dalam perkumpulan sandiwara bentukannya, Opera Valencia. Ajakan Bafaqih tersebut disambut baik Nyi Tjitjih. Mulai saat itu Nyi Tjitjih menjadi bagian dari Opera Valencia.