Ribuan Kasus Gangguan Gigi Terjadi di Bandung, RSKGM Beberkan Penyebabnya

Kasus gangguan Gigi
Plt Direktur RSKGM Bandung drg Lucyanti Puspitasari

BANDUNG – Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Bandung mencatat sepanjang tahun 2022, kasus gangguan gigi atau nekrosis pulpa menjadi yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSKGM Bandung, drg Lucyanti Puspitasari menyebut berdasarkan data selama tahun 2022 lalu ada 9.000 kasus nekrosis pulpa (gangguan gigi pada warga) yang dirawat di RSKGM.

“Paling banyak keluhan gigi adalah nekrosis pulpa tingkat lanjut. Kalau yang ringan biasanya datang ke puskesmas atau tingkat pertama,” ujar Lucy kepada wartawan, Kamis 23 Februari 2023.

Ini Baca Juga :  Kuliner Pagi di Bandung, Sarae Bakes Tawarkan Menu Sehat dan Lezat

Ciri-ciri penyakit ini, lanjut Lucy, berupa lubang yang sudah besar, warna gigi berubah menjadi buram. Biasanya akan terjadi penumpukan bakteri dan kuman, akhirnya bisa terjadi pembengkakan jika tidak segera ditangani.

“Ini terjadi di semua usia. Faktornya karena masih kurang upaya pencegahan yang dilakukan di rumah masing-masing. Dari hasil survei itu ditemukan banyak kelainan gigi terjadi pada usia 5-9 tahun. Kalau sudah dewasa pada usia 45 tahun ke atas sudah karies,” paparnya.

Penanganan Gangguan Gigi

Menurut Lucy, penanganan gangguan gigi yang bisa dilakukan adalah dengan membersihkan saluran akar gigi terlebih dahulu. Setelah itu baru diisi dengan obat, kemudian ditutup dengan tambal.

Ini Baca Juga :  495 Anggota Polres Sumedang di Vaksin Sinovac

Jika nekrosis pulpa tak segera ditangani, kata dia, akan mengakibatkan phlegmon yang bahkan bisa berujung kematian dengan cepat. Sebab gusi yang bengkak akan memengaruhi rongga tenggorokan, sehingga membuat pasien sulit bernapas. 

“Upayanya, kalau kondisi giginya baik, paling tidak minimal 6 bulan sekali kontrol gigi. Kalau ada keluhan harus langsung ke faskes terdekat minimal puskesmas. Kalau dirujuk ke rumah sakit, silakan ikuti saran dokter yang ada,” imbaunya.

Lucy mengatakan, jika melihat tren, pasien yang datang ke RSKGM semakin meningkat. Didominasi oleh usia 17 tahun ke atas sebanyak 300-320 pasien.

Ini Baca Juga :  Khawatir Jadi Penyebar Corona, Damkar Sumedang Usir Ratusan Kelelawar

“Biasanya hanya 270 orang. Saat di awal pandemi, pasien turun sampai setengahnya. Lalu, sekarang mulai naik lagi jadi 300-an orang,” ucapnya.

Lebih lanjut, Plt Direktur RSKGM Bandung menuturkan bila jumlah kuota pasien disesuaikan dengan masing-masing dokter. RSKGM memiliki 45 dokter yang bertugas.

“Tergantung tingkat kesulitan yang akan dikerjakannya. Satu dokter bisa menangani 5-12 pasien. Ada yang bisa 1 jam per pasien, ada yang cuma 20 menit,” katanya.