Relawan Gempa Bantu Evakuasi Korban Banjir Dayeuh Kolot Kab Bandung

INISUMEDANG.COM – Volunter dan relawan Gerakan Muda Peduli Alam (Gempa) Jawa Barat membantu mengevakuasi korban banjir yang terjadi di Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung pada Kamis (18/1/2024).

Menurut Koordinator Gempa Jabar, Dekki Ismailudin korban banjir Kabupaten Bandung memang tersebar di beberapa kecamatan dan kota madya Bandung. Namun, yang paling parah di Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung dengan ketinggian mencapai 1.5 meter.

“Memang kejadiannya pada Jumat lalu, namun sampai sekarang pengungsi masih ditempat pengungsian, sebagian di mesjid dan sekolah sekolah. Kami dari Tim Gempa Sumedang berangkat ke sana untuk membantu evakuasi korban dan assesment warga yang terdampak,” ujarnya saat ditemui di sekretariat Gempa Jabar di Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung, Kamis (18/1).

Ini Baca Juga :  Door to Door, Polisi Beri Bantuan ke Warga Terdampak Kenaikan BBM di Cicalengka

Menurut Dekki kebanyakan korban pengungsian membutuhkan pakaian, makanan, dan obat obatan. Sebab, pakaian mereka basah dan bahkan ada yang terbawa arus. Namun, sebagian pengungsi sudah kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.

“Memang di sana banjir musiman, dan warga sudah terbiasa dengan bencana banjir. Namun, mereka mengeluh kapan banjir akan berhenti, karena sejak puluhan tahun Kecamatan Dayeuh Kolot selalu direndam banjir,” ujarnya.

Seperti diketahui, Kecamatan Dayeuh Kolot memang menjadi langganan banjir sejak zaman penjajahan Belanda. Seiring karena sering kebanjiran sehingga pusat pemerintahan Kabupaten Bandung yang awalnya di Dayeuh Kolot dipindahkan ke Soreang Kabupaten Bandung. Sedangkan sebagian wilayahnya masuk ke kota Bandung.

Ini Baca Juga :  Hidup Sebatang Kara, Bocah Asal Nagrak Kini Jadi Anak Angkat Polresta Bandung

Dahulunya, nama Dayeuhkolot adalah “Karapyak”, yang artinya rakit penyeberangan yang dibuat dari batang-batang bambu. Sampai tahun 1810, Karapyak adalah tempat kedudukan para Bupati Bandung.

Bupati Bandung saat itu adalah R.A. Wiranatakusumah II (masa jabatan 1794–1829). Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Daendels memerintahkan pemindahan pendopo  kabupaten dari Karapyak ke tepi sungai  Cikapundung, dengan alasan daerah berprospek lebih untuk dikembangkan.