BANDUNG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar menyampaikan bila program Citarum Harum yang saat ini tengah berjalan untuk proses pemulihan aliran Sungai Citarum akan berakhir pada tahun 2025 mendatang.
Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtyas menyampaikan sejak program Citarum Harum ini bergulir tahun 2018 hingga 2025 pasti muncul dinamika demi mencapai tujuan membuat Citarum lebih bersih.
“Menyongsong 2025 perlu pemetaan stakeholder dengan mengedepankan social power. Pelaksana di lapangan tak hanya melakukan kegiatan fisik, melainkan juga memberdayakan masyarakat,” ujar Prima.
“Ini yang diinginkan Satgas karena negara maju itu bukan pemerintahnya yang di depan, tapi community power-nya. Kami mohon Pentahelix tidak hanya sekadar jargon,” tegas Kepala DLH itu menambahkan.
Prima yang juga Ketua Pelaksana Harian Sekretariat Satgas PPK DAS Citarum berharap ke depan ada rekomendasi implementatif, yang disandingkan dengan Rencana Aksi Program Citarum Harum.
Ketua Harian Satgas Citarum Harum Mayjen (Purn) Dedi Kusnadi Thamim menyampaikan. Hasil capaian program ini dan gambaran pelaksanaan kegiatan hingga triwulan III tahun 2022 secara kumulatif.
“Program penanganan lahan kritis, hingga 2022 tercapai 35.974,72 hektar melebihi dari target 30.900,87 hektar. Penanganan limbah sampai 2022 tercapai 1.654 industri yang dibina dari target 1.235 industri,” katanya.
Terkait penanganan limbah peternakan, lanjut Dedi, telah tertangani 27.476 ekor sapi dari target 27.764 ekor. Selain itu, program edukasi dan pemberdayaan masyarakat di 1.340 desa, melampaui target 290 desa.
“Dengan terlibatnya seluruh stakeholder menjadi tolak ukur keberhasilan Program Citarum Harum dari waktu ke waktu. Kami harap kepedulian masyarakat meningkat, serta terlibat dalam aksi nyata,” ucapnya.