INISUMEDANG.COM – Dunia tengah digegerkan dengan perang Rusia dan Ukraina. Invasi militer ini disebut-sebut akan memicu perang dunia ke 3 sebab dibelakang Ukraina ada campur tangan Amerika Serikat dan Britania Raya (Inggris, Belanda, Perancis) yang mendukung Ukraina.
Alasan lain kenapa memicu perang dunia ke 3 karena Ukraina meminta dukungan ke NATO (North Atlantic Treaty Organisation) yang merupakan organisasi militer dunia yang disegani dunia internasional. NATO juga didukung 30 negara yang memiliki kekuatan militer terkuat.
Namun, jika itu terjadi, Rusia juga tidak bisa dianggap remeh. Sebab, Rusia yang berada di blok timur akan didukung oleh China (Tiongkok) yang menempati urutan kedua militer dunia.
“Sebetulnya konflik Rusia Ukraina tak lepas dari peran Amerika serikat. Jadi, jika itu terjadi peperangan berkepanjangan, bisa memicu perang dunia ke 3. Namun, meskipun Amerika didukung NATO, Rusia dan China juga masih bisa mengimbangi. Apalagi, jika didukung Korea Utara dan Pakistan yang berada di urutan ke 9 militer dunia 2022. Kenapa Pakistan mendukung, karena mayoritas Islam dimana saudara sesama muslim Checna juga mendukung Rusia,” kata ahli sejarah dari UPI Bandung, Muhamad Rafli Hidayat, Rabu (9/3/22).
Rusia Masih Bisa Imbangi Amerika Serikat
Menurut Rafli, secara kekuatan Bom Nuklir juga, Rusia dan Korea Utara memiliki jumlah yang besar dibandingkan dengan Amerika Serikat. Belum lagi kekuatan personel militer China yang berjumlah 2.035.000 prajurit dibandingkan Amerika yang hanya 1.379.800.
“Dikutip dari Military Balance 2020, total prajurit aktif yang dimiliki Amerika Serikat sekitar 1,379,800 prajurit. Jumlah tersebut terdiri atas 481,750 Prajurit AD, 337,100 Prajurit AL, 332,650 Prajurit AU, 186,300 Prajurit Marinir, dan 42,000 Prajurit Penjaga pantai. Sementara Republik Rakyat Tiongkok, didukung dengan sumber daya manusia yang besar, Tiongkok memiliki sekitar 2,035,000 prajurit aktif. Mereka terdiri dari 975,000 Prajurit AD, 250,000 Prajurit AL, 395,000 Prajurit AU, 120,000 Prajurit Misil Strategis,145,000 Prajurit Pembantu Strategis, dan 150,000 prajurit tambahan,” ujarnya.
Militer AS juga disokong dengan kekuatan cadangan dengan total 849,450 personel yang terdiri dari 524,700 Prajurit AD, 102,250 Prajurit AL, 176,000 Prajurit AU, 39,000 Prajurit Marinir, dan 7,500 Prajurit Penjaga Pantai. Amerika Serikat (AS) merupakan negara dengan kekuatan militer terbesar di skala global.
Namun menurutnya, semoga hal itu tidak terjadi dan perang dunia ke 3 tidak ada. Sebab, akan menyengsarakan seluruh mahluk hidup di dunia. Dan dampaknya akan dirasakan seluruh manusia di belahan dunia.
Seperti diketahui, lembaga pemeringkat militer dunia Global Firepower dalam indeks tahunannya yang bertajuk 2022 World Military Strength Ranking, merangkum 10 urutan militer terkuat dunia.
Menurut laporan tersebut, kekuatan militer AS berada di urutan pertama dari 140 negara, dengan skor Power Index (PwrIndx) 0,0453. Negara dengan militer terkuat berikutnya adalah Rusia, yang kini sedang bersitegang dengan negara tetangganya yaitu Ukraina. Militer Rusia berada di peringkat ke-2 dunia dengan skor PwrIndx 0,0501. Sedangkan kekuatan militer Ukraina berada di peringkat ke-22.
10 Urutan Militer Terkuat Dunia
Dalam sistem skor PwrIndx, semakin nilainya mendekati 0 maka kekuatan negara tersebut dinilai semakin besar.
Skor PwrIndx juga dihitung berdasarkan 50 indikator unik, sehingga negara kecil bisa saja meraih peringkat lebih tinggi ketimbang negara besar.
Namun, pemeringkatan ini belum memperhitungkan kekuatan perang nuklir suatu negara.
Berikut rincian 10 negara dengan kekuatan militer terbesar menurut Global Firepower tahun 2022
- Amerika Serikat: skor 0,0453
- Rusia: skor 0,0501
- Tiongkok: skor 0,0511
- India: skor 0,0979
- Jepang: skor 0,1195
- Korea Selatan: skor 0,1261
- Prancis: skor 0,1283
- Inggris: skor 0,1382
- Pakistan: skor 0,1572
- Brasil: skor 0,1695
Kekuatan Militer Indonesia Peringkat ke-15 Dunia
Sementara itu, Global Firepower menilai kekuatan militer Indonesia berada di peringkat ke-15 dunia, dengan skor PwrIndx 0,2251. Peringkat ini sudah naik satu level dibanding tahun 2021 saat Indonesia berada di peringkat ke-16.
Pada tahun 2022 posisi Indonesia berada di antara Iran yang berada di posisi ke-14, dan Jerman yang berada di urutan ke-16.