BANDUNG – Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono mengkritisi pernyataan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum. Yang menyebut poligami salah satu solusi untuk menekan kasus penularan HIV/AIDS. Lebih lanjut, Ono menegaskan poligami bukan solusi penanganan HIV/AIDS. Cara berfikir itu pun menurut Ketua DPD PDIP Jabar, merupakan hal yang salah karena mengedepankan nafsu syahwat.
“Bisa saja sekarang misalnya seseorang melakukan kawin kontrak atau poligami karena tak kuat menahan hasrat kemudian besok cerai. Pada akhirnya menimbulkan masalah sosial yang baru. Maka poligami bukan solusi penanganan HIV/AIDS” ungkap Ono.
“Saya yakin semua agama aliran kepercayaan pun melarang perzinahan itu,” ucap anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu menambahkan.
Ono menyarankan, sebelum memberikan pernyataan kepada publik ada baiknya Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum melakukan cek dan ricek terlebih dahulu.
Terlebih, kata Ono, ternyata fakta dari hasil survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung yang menyebut dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021. 11 persen di antaranya ibu rumah tangga bukanlah tren yang terjadi hari ini.
“Itu kan hasil survei selama 30 tahun, bukan fakta yang serta merta terjadi hari ini. Apalagi Wagub Jabar juga menyebut salah satu pemicu penyebaran HIV/AIDS. Adalah suami yang melakukan hubungan seks tidak menggunakan pengaman dengan pekerja seks,” tuturnya.
Sehingga, kata dia, seharusnya fakta ini dicek dulu melalui instrumen negara. Seperti Pemkot atau kepolisian benar atau tidak ada jasa prostitusi baik yang terang-terangan atau terselubung. Yang menyebabkan tingginya angka HIV/AIDS di Bandung.
Ono mengimbau kepada Pemerintah setempat khususnya agar melakukan upaya-upaya untuk memberantas prostitusi. Pemerintah daerah, harus juga memberikan edukasi kepada masyarakat baik dari sisi kesehatan maupun agama.
“Ini pentingnya edukasi, menggunakan jasa prostitusi itu mengancam kesehatan dan sisi agama juga termasuk dosa yang sangat besar. Sehingga pemerintah daerah dapat menggandeng tenaga kesehatan, institusi LSM, lembaga nirlaba yang peduli terkait secara khusus HIV/Aids melakukan edukasi masif kepada masyarakat,” tandasnya.