INISUMEDANG.COM – Pesta perhelatan politik untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar serta Bupati dan Wakil Bupati Sumedang semakin dekat. Upaya agar Pilkada serentak di Indonesia khususnya di Kabupaten Sumedang berjalan lancar, Pimpinan Pondok Pesantren Internasional Asy-Syifaa Wal Mahmuudiyyah, Abuya KH. Muhyidin Abdul Qadir Al Manafi menyerukan agar masyarakat selektif dalam memilih pemimpin kedepan.
Menurut Abuya, kriteria memilih pemimpin kedepan, tentunya harus memiliki kepribadian yang sayang terhadap masyarakat, tidak ada jarak antara pimpinan dan masyarakat, serta memiliki kemampuan baik dari segi Leadership, birokrasi, kemampuan politik, ekonomi, dan agama.
“Himbauan kepada semua masyarakat agar betul-betul memilih pemimpin itu bukan atas nama uang, tapi betul-betul menuntun sesuai dengan kriteria kepemimpinan yang ini diharapkan oleh semua masyarakat. Siapapun dia yang sholeh yang takut kepada Allah, bukan hanya takut kepada KPK, bukan takut kepada Jaksa dan Polisi semata. Bukan takut ketika ketahuan oleh masyarakat tapi yang takut oleh Allah,” ujarnya.
Menurutnya, kriteria pemimpin itu yang berakhlak mulia, yang menjadi suri tauladan bagi semua kalangan. Ketika menemukan calon pemimpin yang baik kriterianya harus sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat. Pilihlah calon pemimpin yang atas dasar pengetahuan keilmuan, atas dasar akal yang sehat dan atas dasar penelitian yang akurat.
“Bukan atas dasar, saya dengar tapi dengernya hanya dari tukang iklan. Nah yang namanya tukang iklan dan tukang kampanye atau Tim Sukses enggak ada yang buruk, walaupun buruk juga ditutup. Sehingga pada akhirnya nanti berapa banyak setelah jadi pemimpin ini pemimpin tidak diharapkan oleh masyarakat, ulama, petani, dan tidak mengharapkannya ekonomi. Ini akhirnya menjadi stress bagi masyarakat,” tuturnya.
Termasuk, Abuya juga mengharapkan kepada calon pemimpin, yang akan mencalonkan dirinya sebagai gubernur maupun sebagai bupati agar betul-betul mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin daerah yang layak, yang diharapkan oleh masyarakat.
Semisal, dari sisi keagamaannya maupun dari sisi kemampuannya dalam seluruh bidang-bidang yang diperlukan untuk memimpin suatu daerah. Semisal ahli dalam ekonomi, ahli di dalam membangun Kesehatan, membangun pendidikan, membangun kedamaian dan keamanan.
“Nah para calon pemimpin ini harus menjadi Suri Tauladan bagi masyarakat. Pemimpin yang bagaimana bisa dicintai oleh masyarakat yang dekat dengan masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat. Ya mohon maaf yang selama ini kalau tingkatan di atas itu masih terasa jauh dengan masyarakat. Jadi punya pemimpin itu hanya cerita banyak ceremonial, hanya difoto, hanya dengar saja,” ujarnya.
Jangan sampai, masyarakat jika memilih itu tidak tahu bagaimana akhlaknya, tidak pernah ketemu, tidak pernah disapa.
“Jadi kita ingin kepada para calon pemimpin itu agar betul-betul dekat dengan masyarakat, tokoh masyarakat, ulamanya dan dengan segala lapisan masyarakat sampai tingkat bawah,” tandasnya.