INISUMEDANG.COM – Ada kejadian yang menegangkan sekaligus menegangkan dialami Amar Arifin 50 tahun warga Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Kejadian itu, dialaminya saat menjadi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) menjelang Pilkada pada tahun 2013. Saat melintas jalan angker di wilayahnya saat hendak pulang ke rumahnya.
“Waktu itu kejadiannya pada tahun 2013, untuk bulan dan harinya saya sudah lupa. Seperti biasa, setelah update data pemilih, kami di kantor PPK selalu rapat koordinasi. Hanya saja, waktu itu keadaan sedang hujan, setelah rakor selesai. Kami bersenda gurau sambil menunggu hujan reda dan waktu menandakan pukul 21.00 WIB,” ujar Amar memulai ceritanya kepada IniSumedang.Com Senin 30 Mei 2022.
Dalam candaan dengan rekan rekan, lanjut Amar. Mulai bercerita hal lucu dan menarik sampai cerita ke ilmuan agama semua tumpah ruah dalam kemasan komunikasi yang landai. Namun entah siapa yang memulainya tiba tiba membahas soal horor yang dialami masing-masing.
“Seketika keadaan menjadi tegang, dan ketegangan itu diiringi suasana malam yang dingin dan hujan tiada berhenti. Rekan saya terus bercerita pengalaman dirinya saat menemui mahluk astral, sontak semua kaget, termasuk saya sendiri pun demikian,” jelas Amar.
Ditambah lagi, sambung Amar, kantor yang didiami PPK ini dulunya rumah kosong dan jarang sekali dihuni oleh pemiliknya. Sehingga menambah suasana menegangkan dengan cerita. Waktu itu, mulai hujan tak berhenti, sedangkan suasana malam sepi, ditambah lagi kondisi kantor auranya jadi berbeda.
“Rencananya kalau hujan tidak berhenti terus, maka kami akan menginap di kantor semuanya. Namun, usai bercerita dan semua setuju untuk tidak membahas lagi obrolan horor, hujan pun berhenti pada pukul 01.00 WIB, sehingga rencana mau menginap di kantor akhirnya semua bubar pada pulang termasuk saya sendiri,” ungkap Amar.
Jalan Pasir Tuhureun Yang Suasana Tempatnya Sudah Banyak Cerita Mistik dan Angker
Ketika semua pulang, kata Amar, dirinya menjadi bingung, antara pulang dan menginap di kantor, karena rumahnya tersebut cukup jauh juga dari kantor PPK.
“Jadi akhirnya saya pulang juga, tidur di kantor ngeri juga, dan hanya saya sendiri, lalu saya pun beres beres, dan siapkan motor terus mengunci pintu kantor dan rekan rekan semua sudah kabur duluan. Pas mau pergi hujan turun kembali, hanya gerimis, saya tidak pedulikan meski harus basah pakaian juga tidak masalah,” ujarnya.
Motor melaju, membelah jalanan yang gelap dengan diiringi suara gerimis, suasana di jalanan pun demikian sepi, sesekali ada motor yang berpapasan, anehnya makin melaju bulu kuduk makin merinding perasaan pundak berat sekali.
“Saya mencoba menenangkan diri, menguasi diri, agar rasa takut yang mencekam ini bisa dikendalikan. Namun, ketika melintas di jalan Pasir Tuhureun yang suasana tempatnya sudah banyak cerita mistik dan angker. Tiba-tiba, ban depan motor saya masuk ke lubang jalan yang dalam, saya kaget sekali, jalan berlubang itu tidak terlihat karena sangat gelap sekali,” tutur Amar bercerita.
Selain itu, kata Amar, motor yang ditungganginya itu mesinnya mati mendadak, dan akhirnya dia turun dan mengeluarkan Handphone yang kala itu masih HP jadul, dan digunakan untuk menerangi.
“Ketika sedang memeriksa mesin motor yang mati mendadak itu. Saya melihat melihat di sekeliling sangat gelap, makin parno lah saya, bulu kuduk bukan merinding lagi tapi sudah memuncak, ditambah hujan gerimis belum berhenti, sangat mencekam, bingung mau ngapain. Terlebih motor tidak mau hidup mesinnya, yang ada capek sendiri, pokoknya sangat menegangkan dan mencekam,” kata Amar.
Suara Ketawa Sangat Kencang
Tiba tiba, kata Amar, ada suara ketawa sangat kencang sekali, ketawa dengan lepas, sontak dirinya makin tidak karuan, antara kabur dari tempat itu meninggalkan motor atau bertahan, bingung sekali, segala rasa berkecamuk.
“Akhirnya, saya memberanikan diri, meski jujur saja, celana saya sudah basah, bukan oleh air hujan. Tapi saya tidak sadar sudah ngompol di celana. Cahaya dari HP saya gunakan mencari asal suara itu meski dengan sangat hati hati. Ketika senter cahaya HP menemukan sosok yang ketawa tadi, saya lihat, Ya Allah Ya Robbi, yang ketawa tadi adalah orang gila yang sedang menertawakan kegilaan saya,” kesal Amar.
Orang gila itu terpingkal pingkal menertawakan dirinya. Sangat merdeka sekali dia ketawa. Amar mengaku waktu itu sangat kesal, stres dan juga ingin menggampar orang gila itu.
“Dengan kejadian tersebut, saya jadi berani kemanapun saya pergi, meski harus pulang tengah malam ataupun subuh. Ternyata dengan rasa takut yang berlebihan bisa mencelakakan diri. Dan secara tidak langsung saya berterima kasih ke orang gila itu, saya jadi berani. Ini pengalaman saya yang mungkin menjadi pelajaran bagi semua pembaca dan semoga bermanfaat,” pungkas Amar mengakhiri ceritanya.