BANDUNG – Pengusaha angkutan kota (angkot) menolak dengan tegas kehadiran bus Trans Metro Pasundan (TMP) yang jalurnya melintasi Kabupaten Bandung.
Pasalnya, akibat dari beroperasinya TMP pendapatan para pengusaha dan sopir angkot mengalami penurunan sangat drastis seperti jurusan Soreang-Leuwipanjang.
Ketua Umum Angkot Indonesia Club (AIC) Nusantara, Ahmad Fauzi ikut menyayangkan sikap dari pemerintah yang tidak peduli kepada sopir dan pengusaha angkot.
“Apalagi, beroperasinya TMP ini sama sekali tanpa ada sosialisasi dan koordinasi yang jelas baik kepada para sopir dan pengusaha angkot,” kata Fauzi, Kamis 14 April 2022.
Menurutnya, kehadiran TMP ini menjadi pesaing yang tak seimbang bagi angkot yang sekarang saja sudah cukup berat bersaing dengan taxi dan juga ojek online.
“Kenapa harus TMP sampai difasilitasi pemerintah. Kami dihadapkan dengan pesaing raksasa dan disubsidi. Otomatis penghasilan angkot turun,” tutur Fauzi.
Secara organisasi, Fauzi menegaskan. AIC menolak dengan tegas kehadiran bus TMP di jalur Leuwipanjang-Soreang dan jalur lainnya yang melintasi sejumlah titik.
“Di angkot ini banyak orang yang bergantung hidup. Gara-gara kehadiran bus TMP banyak sopir angkot yang sekarang nganggur tak punya mata pencaharian lagi,” katanya.
“Saat ini sesuai catatan kami dari sekira 800’an angkot jurusan Leuwipanjang-Soreang misalnya, yang tersisa kini hanya sekira 600’an,” ucapnya menambahkan.