Pengemudi Ojek Online di Jatinangor Sumedang Mulai Kebanjiran Order Muatan dan Goofood

Pengemudi Ojek Online
Pengemudi Ojek Online di depan Mal Jatos, mulai kebanjiran Order pasca status pandemi menjadi endemi.

INISUMEDANG.COM – Pasca dibebaskannya aturan PPKM dan status pandemi Covid 19 menjadi endemi, para pengemudi ojek online mulai kebanjiran muatan. Mereka mulai kembali mengetem di beberapa titik pusat keramaian di Jatinangor seperti di depan Mal Jatos dan pangkalan Damri Unpad.

Hasil pantauan IniSumedang di lapangan pada Minggu (23/10/2022) pagi sekitar jam 09.00 sudah berjejer motor pengemudi ojol meski mal belum buka.

Menurut salah seorang pengemudi Ojol, Ejen Andriana. Bahwa sejak diberlakukan status endemi dan dibukanya kuliah tatap muka sejumlah universitas di Jatinangor, pesanan ojol mulai meningkat.

“Ya alhamdulilah sudah sebulan kebelakang pesanan kembali meningkat, meski belum seperti sebelum pandemi. Sekarang per hari bisa dapat Rp300 sampai Rp400 ribu belum bonus dan uang tips goofood,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Ditengah Pandemi Covid-19, Bank BJB Catatkan Tren Positif Sepanjang Tahun 2020

Ejen menambahkan, jika pada masa-masa pandemi, paling pesanan ojol hanya ada 2 sampai 5 orang, dengan pendapatan rata-rata Rp50 ribu sampai Rp75 ribu, per hari. Bahkan, dirinya pernah tak mendapatkan pesanan dan harus balik lagi ke rumahnya di sekitaran Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor.

Saat ini, tepatnya pada bulan Agustus 2022 ketika ada penerimaan mahasiswa baru dan sedikit demi sedikit fakultas di Unpad maupun di Ikopin serta di IPDN memberlakukan tatap muka, pesanan makin hari makin naik. Tak hanya muatan, tapi yang memesan makanan via aplikasi goofood.

Ini Baca Juga :  Dukung Pengelolaan Sampah, bank bjb Serahkan CSR untuk Pemda Kabupaten Sumedang

Pengaruh Mahasiswa

“Memang belum senormal waktu sebelum pandemi, tapi lumayan lah ada pemasukan. Memang pengaruh mahasiswa di Jatinangor itu sangat kental, tidak hanya pengemudi Ojol. Namun, mal dan pengusaha makanan, dan laundry juga ikut kena imbasnya,” ujarnya.

Mahasiswa yang paling berperan pada kemajuan ekonomi di Jatinangor, katanya, mahasiswa Unpad, karena 6000 mahasiswa tiap tahun itu selalu ada. Ditambah mahasiswa IPDN yang mencapai 5000 an dan sekarang dibebaskan keluar asrama membuat ekonomi kembali meningkat.

“Unpad dan IPDN memang paling banyak mahasiswanya, kemudian juga orangnya royal, kalau memesan makanan, uang kembaliannya diberikan ke ojol,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Dirjen Perkebunan Kementan RI: Festival Tembakau Sumedang Langkah Baik Kemajuan Petani Tembakau

Hal senada dikatakan Agus Sopian, pengusaha laundry ini mulai banyak pesanan baju cucian dari hari hari sebelumnya. Jika pada pandemi hanya 1 sampai 2 Kg baju, atau hanya 1 sampai 2 orang yang menggunakan jasa cuci laundry, memasuki endemi pesanannya mulai banyak.

Perhari bisa 5 sampai 70 Kg baju kotor dengan rata-rata pendapatan bersih Rp 100 ribu sampai Rp500 ribu.

” Alhamdulillah mulai ada perbaikan ekonomi, setelah 2 tahun kita dilanda pandemi. Bahkan saya harus merumahkan karyawan sebanyak 5 orang, sekarang mulai saya panggil satu per satu. Mudah mudahan kuliah tatap muka kembali efektif seperti sebelum pandemi,” ujarnya.