BANDUNG – Pemkab Bandung melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kabupaten Bandung mengakui saat ini wilayahnya memiliki jumlah pelaku UMKM yang terbanyak di Bandung Raya. Namun dalam pengembangan UMKM masih sulit karena terkendala beberapa hal. Mulai dari kualitas SDM (Sumber Daya Manusia), lalu permodalan, hingga akses pemasaran produk dari UMKM Kabupaten Bandung.
Begitu disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Diskop dan UKM) Kabupaten Bandung Dindin Syahidin dalam keteranganya kepada sejumlah wartawan, di Soreang Selasa 19 Juli 2022.
Didin mengatakan jumlah UMKM yang terdapat di wilayahnya mencapai 17.754 unit usaha. Dari sekian banyak UMKM itu, dia menilai bahwa masih banyak kelemahan yang terdapat pada pelaku usaha kecil itu.
“Makanya untuk menangani problem konservatif seperti mengenjot kualitas SDM, permodalan, hingga akses pemasaran perlu adanya intervensi. Dengan begitu kapasitas pelaku UMKM menjadi terdorong,” tuturnya.
Dindin meyakini dengan intervensi perlahan UMKM diwilayahnya bisa bersaing di pasaran. Selain itu, usaha yang mereka kelola para pelaku UMKM juga produknya dapat sesuai dengan keinginan pasar.
“Untuk menuju ke sana kami di Kabupaten Bandung juga sedang mengembangkan komoditas kacang koro di Desa Bojong, Kecamatan Nagrek dengan penanaman di lahan dengan luas sekira 5 hektare,” katanya.
Dia menerangkan para pelaku UMKM di wilayahnya sedang diarahkan memahami pemasaran digital. Pasalnya, orang saat ini cenderung memilih mengakses internet ketimbang keluar rumah untuk belanja.
“Digital marketing menjadi strategi yang paling efektif dalam memasarkan produk UMKM. Selain penyebaran produk yang mudah, cakupan pasar juga akan lebih luas untuk menjangkau konsumen,” tutur Didin.
