INISUMEDANG.COM – Suasana yang tadinya hangat dan indah, menjadi sebaliknya, pohon dan saung itu ada lagi. Dengan kondisi sangat gelap, dan sang putri pun menghilang, ditengah kegelapan malam yang hampir mau mendekati waktu subuh.
“Saya kaget dan baru menyadari kondisi gelap gulita, akhirnya saya menyalakan dua lentera itu, perlahan terang kembali dengan lentera tersebut. Namun, ketika melihat dihadapan saya, ada tumpukan uang seratus ribuan. Saya perkirakan ada sekitar 500 juta dihadapan saya, jelas kaget. Lalu saya teriak ke kuncen yang waktu itu di rumahnya bersama Yansen. Uang tersebut saya gulungkan menggunakan sarung dan segera saya beranjak dari tempat itu sambil terus berteriak memanggil kuncen,” kata Tomingse bukan nama sebenarnya.
Setelah sampai di rumah bah Kuncen, kata Tomingse, sang kuncen kaget lalu membuka pintu rumah. Sambil merajuk tak karuan masuk kedalam rumah atas kejadian yang baru dialaminya.
“Setelah situasi tenang, saya cerita dari awal kejadian hingga membawa uang yang masih di gulung oleh sarung. Namun, etelah dibuka, ternyata, uang ratusan ribu itu menjadi uang lembaran satu rupiah,” tuturnya.
Gagal Terjebak Pesugihan
Melihat uang berubah menjadi lembaran satu rupiah dan mendengarkan cerita saya. Sang Kuncen marah besar, karena saya telah gagal ritualnya, dan ritual itu tidak bisa diulang kembali.
Waktu itu, kuncen marah besar karena semua pesan-pesannya tidak ada yang saya turuti. Seperti mengeluarkan uang selembar seratus ribu, melayani dengan siluman ular.
“Jujur saja, waktu itu saya memang tidak kuat dengan Seksi dan cantiknya sang putri itu, dan saya pun tidak ingat dengan uang seratus ribu di kantung celana saya,” aku Tomingse.
Keesokan harinya, lanjut Tomingse, dirinya dan temannya pamit pulang, meski harus gagal dengan pesugihannya. Namun, disisi lain kami berdua merasa lega, karena Allah SWT masih sayang kepada mereka berdua dan tidak melakukan hal syirik yang jelas jelas syirik merupakan dosa yang teramat besar.
“Saat pamit ke kuncen, saya sempat meminta kenangan-kenangan, uang lembaran satu rupiah itu, masing masing enam lembar saja. Namun, saat mengisi BBM di pom Bensin saat perjalanan pulang, ternyata enam lembar uang satu rupiah itu hilang dengan mendadak di dompet. Itulah cerita hidup dan pengalaman saya yang pernah terjebak pesugihan. Semoga yang membaca pengalaman saya ini, menjadi pelajaran bagi semuanya, kunci sukses adalah kerja keras bukan dengan cara instan,” kata Tomingse mengakhiri ceritanya.