Pengakuan Lelaki di Sumedang yang Pernah Dicekik Kuntilanak, Begini Ceritanya

Kisah menyeramkan
Ilustrasi Foto Internet

INISUMEDANG.COM – Dedi 59 tahun yang tinggal di Selakopi Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang ini, mengisahkan pengalaman hidupnya yang mungkin diluar logika pemikiran manusia.

Menurutnya kejadian yang dialaminya itu, merupakan hal yang gaib dan sudah beda alam, namun, cekikan tersebut sangat mencengkram dan menyakitkan.

“Kejadian yang menimpa saya, ketika waktu itu saya sekeluarga bekerja di Sumatera. Namun, waktu itu, karena rumah sudah lama di tinggalkan dan sekaligus saya juga ada keperluan ke saudara. Maka, saya ijin pulang ke istri untuk mengurus dan membersihkan rumah di Rancakalong,” Tutur Dedi ke IniSumedang.Com Jumat 8 April 2022.

Setelah sampai di rumah Selakopi Rancakalong, kata Dedi, dirinya langsung membersihkan rumahnya sebelum pergi ke tempat saudaranya tersebut.

Lama Ditinggalkan, Rumah Dipenuhi Debu dan Kotoran

Karena, rumah sudah lama di tinggalkan rumah itu dipenuhi debu dan kotoran.

Ini Baca Juga :  Faktor Alam Menjadi Alasan Dibalik Molornya Proses Rehab Gedung Geotheater Rancakalong

“Waktu pulang dari rumah saudara saya, itu sudah hampir tengah malam, maklum sekedar melepas kerinduan dengan kerabat. Keadaan rumah masih gelap karena lampu belum dinyalakan. Karena lelah, saya langsung masuk ke kamar untuk beristirahat, karena perjalanan Sumatera Jawa sangat melelahkan,” ujarnya.

Untungnya, kata Dedi,
tadi siang begitu sampai rumah langsung bersih bersih, jadi tempat tidur pun sudah rapih dan mengundang rasa ngantuk. Tanpa pikir panjang lagi langsung terlentang, dan lampu kamar pun sengaja tidak di matikan.

“Namun, ketika mau tertidur dan mata akan terpejam. Secara tiba tiba, keluar dari langit langit kamar bayangan putih, penuh dengan lumuran tanah merah dengan rambut panjang yang acak acakan. Mata merah dengan wajah buruk rupa seperti kena luka bakar, serta mengeluarkan bau yang menyengat. Waktu itu, mahluk itu melayang layang dan langsung menerjang saya, dengan kedua tangannya dia mencekik saya,” tutur Dedi.

Ini Baca Juga :  Asal Usul Nama Cikuda Jatinangor Sumedang, Ternyata Diambil dari Kuda Milik Putri

Dicekik Kuntilanak

Leher saya dicekik Kuntilanak, sambung Dedi, saat itu, dirinya meronta, karena diserang mendadak dan kondisi sangat tidak siap.

“Saat dicekik kuntilanak, yang ada di pikiran saya. Bagaimana melepaskan cekikan yang kuat itu, sehingga saya tidak bisa bernapas. Namun, saya teringat apa yang dikatakan oleh kakek saya, maka saya berdoa dan setelah berdoa saya mengucapakan. “Sok aing lebok ku sia, asal tong di sesakeun getih na sakeuclak buuk na saleumbar,” (silahkan kalau mau makan saya, asal jangan di sisakan darah nya satu tetes dan rambutnya satu lembar),” tutur Dedi, menirukan apa yang diucapkannya waktu itu.

Ini Baca Juga :  Hingga Hari Ini Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 di Sumedang Mencapai 3000 Lebih

Setelah berdoa dan mengucapkan kata kata dalam bahasa Sunda, lanjut Dedi, secara tiba tiba, Kuntilanak tersebut langsung lenyap, entah kemana perginya, dan dirinya pun langsung terbangun, dengan napas tersengal-sengal.

“Saya langsung bangun, ketika mahluk gila itu sudah hilang, dan langsung keluar kamar mencari mahluk itu. Dari tengah rumah, sampai ke dapur dan kamar yang lainnya. Tak cukup disitu saya masih juga penasaran, dan langsung keluar, untuk mengelilingi rumah, tetapi masih juga tidak ada wujudnya. Akhirnya, saya masuk ke rumah lagi, dan saya pun langsung berdzikir ditengah rumah, sampai tertidur dan bangun bangun sudah Adzan Subuh, ini pengalaman yang benar benar saya alami, kurang lebih sudah 15 tahun yang lalu,” pungkas Dedi mengakhiri kejadian yang dialaminya itu.