Penemuan Ular Sanca Kembang Gegerkan Warga Jatinangor Sumedang

INISUMEDANG.COM – Kawasan pendidikan Jatinangor tidak hanya terkenal sebagai kawasan perkotaan dan pendidikan. Namun, masih juga ditemukan adanya hewan liar jenis ular sanca kembang atau pyton. Baru-baru ini, masyarakat Dusun Margalaksana RT 01 RW 09 Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor berhasil menemukan ular sanca kembang.

Ular yang tak berbisa itu diketahui berbobot 15 Kg dengan panjang 3 meter. Karena daerah pemukiman penduduk dan kawasan perkotaan sehingga menggegerkan warga, dari mana ular itu berasal.

Pecinta Reptil Jatinangor yang juga anggota relawan bencana Jatinangor, Dody Setiadi alias Mikky mengatakan hewan itu pertama kali ditemukan warga pada Jumat (14/7/2023) malam sekira jam 23.00. Warga dibantu karang taruna yang mengerti masalah ular kemudian menangkap ular itu hidup hidup.

Ini Baca Juga :  DPRD Sumedang Sahkan Raperda APBD Tahun 2024

“Mereka menangkapnya tanpa membunuhnya. Namun mereka bingung memeliharanya gimana. Akhirnya diberikan kepada saya untuk dirawat karena saya pecinta reptil,” ujarnya Sabtu (15/7).

Menurut Mikky di daerah Cikuda dan sungai Cikeruh Jatinangor memang kerap ditemukan ular sejenis. Kemungkinan ular itu memang berhabitat di sungai diduga terbawa arus dari Gunung Manglayang atau daerah atas Cilayung. Bahkan pada 2022 silam pernah ditemukan ular dengan panjang 8 meter di Sungai Cikeruh atau aliran sungai yang bermuara dari Gunung Manglayang daerah Kirpay dan Cilayung.

Di tahun yang sama, kata Mikky juga ditemukan ular sanca di selokan yang tak jauh dari aliran Sungai Cikeruh. Ular itu sudah tinggal dan menetap di gorong gorong dan berkembang biak dengan cepat sehingga ketika besar mencari makan ke pemukiman warga.

Ini Baca Juga :  Kirmir Sungai Cipamokolan Longsor, 1 Warga Tewas 3 Lainnya Luka-luk

Bangunan Tua Jadi Sarang Ular

“Ular itu kan hidup di daerah lembab berair, dan minim cahaya atau lapangan terbuka. Nah cocok dengan habitatnya seperti di selokan, gorong gorong bahkan aliran sungai. Karena tidak semua daerah di Jatinangor itu dihotmix atau ditembok, dan tidak semua daerah di Jatinangor itu perkotaan. Ada semak belukar dan daerah yang tidak terjamah manusia,” ujarnya.

Bahkan, kata Mikky di daerah itu ada bangunan bekas pabrik yang tidak terpakai selama puluhan tahun. Dimungkinkan bangunan tua itu menjadi sarang ular berkembang biak. Sebab, pernah ada warga yang melihat ular besar di dalam bangunan itu.

Ini Baca Juga :  Picu Kecelakaan, Warga Cibugel Sumedang Keluhkan Kondisi Jalan Rusak

Oleh karena itu, jika warga dan pemerintah setempat mengizinkan timnya siap menyisir dan mengecek apakah benar di daerah itu ada sarang ular atau tidak. Dikhawatirkan karena bangunan tua dan lembab menjadi berpotensi sarang ular berkembang biak.

“Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, bisa saja ular itu dari daerah atas karena tergerus Tol Cisumdawu kemudian lari ke aliran Sungai Cikeruh lalu ke pemukiman warga. Bisa juga turun dari Gunung Geulis karena memang sudah habis oleh perumahan dan galian C. Makanya kita mau memastikan itu namun menunggu arahan dari warga setempat dan pemerintah setempat untuk didampingi,” tandasnya.