CIMANGGUNG – Miris, begitulah yang dirasakan Abas alias Nanang Suherman melihat kondisi korban longsor Cimanggung. Sebab, sudah hampir 8 bulan, status dan kondisi korban longsor Cimanggung telantar. Mereka tak mendapat kejelasan rumah Relokasi maupun bantuan logistik dimasa pemulihan ekonomi pasca bencana.
Sehingga, alasan itulah Abas bersama rekan Jurnalis yang tergabung dalam Ikatan Wartawan Online (IWO) tersentuh untuk kemudian membantu korban longsor di Dusun Bojongkondang Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung.
“Semoga bantuan satu paket sembako dan sejumlah uang tunai ini bisa meringankan bebas korban. Saya kasihan lihat berita kemarin di Jabar Ekspres, untuk kemanusiaan jangan lihat besar kecilnya bantuan,” kata Abas di lokasi.
Sementara itu Rismana, 33, dapat sedikit bernafas lega. Pasalnya, ia mendapat kiriman bantuan dari seorang dermawan pada Rabu (4/8).
Setelah lama bantuan dari pemerintah terhenti tanpa ada kejelasan, Rismana yang menjadi korban longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang bersusah payah bertahan hidup mengandalkan pemberian dari saudara-saudaranya.
Selama delapan bulan, Rismana seakan terlupakan oleh pemerintah. Jangankan Pemda, perangkat Kecamatan Cimanggung di bawah kepemimpinan Camat Dikdik Syeh Rizki pun belum memberikan perhatian.
“Yang jelas dia (Rismana) korban longsor, belum bisa bekerja lagi karena tulangnya patah, pisah dan pecah, wajib dibantu, namanya juga kemanusiaan,” ujar Abas.
Dalam pemaparannya, Abas menuturkan, untuk memberi bantuan terhadap sesama hilangkan dulu ego kepentingan, karena ada yang lebih membutuhkan.
“Semoga pemerintah khususnya tingkat kecamatan minimal tergerak hatinya, dia (Rismana) juga bukan ingin mengandalkan hidup dari bantuan, tapi pengen berobat sampai sembuh biar bisa kerja lagi, tapi karena biaya yang besar jadi belum selesai pengobatannya,” imbuh Abas.
Sementara itu, Rismana mengaku, ia sangat berterima kasih dengan bantuan sembako dan uang tunai yang diberikan oleh Abas.
“Saya senang, terima kasih bapak jurnalis udah mau peduli dan tergerak hatinya,” ucap Riamana.
Di rumah berukuran 3×4 meter itu, Rismana beserta istrinya Lala, 34, terlihat mengguratkan senyuman terharu karena masih ada yang peduli meski janji pengobatan sampai sembuh oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang hingga kini belum ada titik kejelasan.