Pemandian Air Panas Cileungsing Sumedang Tawarkan Kehangatan Mata Air Gunung Tampomas

Objek Wisata Cipanas Cileungsing Buahdua Sumedang
Objek Wisata Cipanas Cileungsing Buahdua Sumedang

INISUMEDANG.COM – Pemandian Air Panas Cileungsing Sumedang berlokasi di Dusun Cileungsing Desa Cilangkap Kecamatan Buahdua. Merupakan destinasi wisata yang menawarkan kehangatan jernihnya air pemandian dari mata air kaki Gunung Tampomas.

Entah benar atau mitos, disebut-sebut jika mandi dengan hangatnya air Cipanas Ciileungsing. Maka siapapun yang punya penyakit kulit, dipercaya bakal sembuh. Sehingga, nama Cipanas Ciileungsing sudah tidak  asing lagi di telinga warga Sumedang. Bahkan cukup dikenal oleh warga luar Sumedang seperti Indramayu, Subang dan Majalengka, bahkan Bandung.

Maka tidak heran,  jika di hari-hari libur atau setiap malam Jum’at. Obyek wisata pemandian tersebut banyak dikunjungi wisatawan yang datang bukan hanya warga lokal (Sumedang). Namun warga luar yang hanya sekedar mandi dan merendam dalam hangatnya air di pemandian Cipanas Cileungsing ini.

Seiring waktu berjalan, lokasi wisata ini terus mengalami perkembangan dalam penataan dan pembenahan sehingga wisatawan yang datang tidak hanya sekedar mandi air hangat. Namun disediakan sarana penginapan dan peristirahatan termasuk sarana permainan anak.

Ini Baca Juga :  Menikmati Keindahan Curug Ciputrawangi Sumedang, Hanya dengan HTM Rp5000

Alhasil, saat ini Pemandian Air Panas Cileungsing Sumedang dinobatkan sebagai salah satu distinasi wisata unggulan Kabupaten Sumedang yang memiliki daya tarik wisatawan. Namun sayang, dalam dua tahun terakhir ini pengunjung ke lokasi wisata tersebut mengalami penurunan akibat adanya wabah Korona sehingga ada pembatasan yang dikeluarkan pemerintah Kabupaten Sumedang.

Berdasarkan keterangan Sekretaris Desa Cilangkap Ramlan, beberapa waktu yang lalu menyebut, meskipun Pemandian Air Panas Cileungsing Sumedang merupakan aset Desa Cilangkap, namun sejak tahun 2000-an lokasi wisata tersebut telah dikerjasamakan dengan pihak ketiga secara perseorangan dalam pengelolaannya.

Ini Baca Juga :  Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Sekretariat Daerah

Dari pihak ketiga itu, kata dia,  desa hanya terima Rp 90 juta  pertahun sebagai Pendapatan Asli Desa (PADes). Namun dengan menurunnya pengunjung dimasa pandemi ini, dikeluhkan para pegawai pengelola wisata  akibat omsetnya berkurang.