Berita  

Pasca Viral Alirannya Melenceng, Alumni Ponpes Al Zaytun Lebih Menutup Diri

Ponpes Al Zaytun
Ponpes Al Zaytun (Internet)

INISUMEDANG.COM – Pasca beritanya viral akibat ulah pimpinannya Panji Gumilang yang menggunakan salam Yahudi saat acara satu Syuro, Alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu terkesan tertutup dan menutup diri dari jangkauan masyarakat. Bahkan, aktivitas di lingkungan rumahnya jarang keluar rumah dan hanya keluar jika menjelang malam hari.

“Ya beliau lebih menutup diri, dan jarang ngbrol dengan masyarakat pasca ponpes Al Zaytun viral dengan alirannya yang melenceng,” ujar Ketua RT setempat.

Tak hanya menutup diri, Alumni pun terkesan minder karena sering dibicarakan di ruang publik atau acara acara kumpulan masyarakat. Sehingga, warga sulit berkomunikasi apakah memang benar sesat atau hanya bagian kecil saja Alumni Ponpes Al Zaytun yang terpapar paham NII.

Ken Setiawan, Pendiri NII Crisis Center seperti di chanel youtube tv one mengatakan, di ponpes Al Zaytun, ada dua kelompok santri. Pertama santri yang memang keluarganya sudah terpapar NII dan satu lagi kelompok santri yang belum terpapar aliran NII. Mereka, tidak tahu menahu terkait paham apa yang berkembang, karena fokus belajar. Bahkan jumlahnya 80 persen keluarga santri sudah terpapar NII dan 20 persen belum terpapar NII.

Ini Baca Juga :  Log In Megastore Bagikan Ratusan Barang Elektronik Gratis ke Pengemudi Ojol di HUT ke-15

“Berbeda dengan kelompok santri yang sudah terpapar NII. Mereka bahkan keluarganya sudah terpapar NII. Jika diminta sumbangan oleh Pesantren, maka dalam waktu itu juga harus dapat uangnya. Misalnya, mencuri barang orang tua, atau aset orang tua untuk diberikan ke pesantren. Tak jarang, wanita berani menjual diri demi memberikan iuran ke pesantren,” katanya.

Iuran Wajib Santri

Tak disangka, hasil iuran santri yang sudah terpapar NII, kata Ken, bisa mencapai Rp14 Miliar dalam sehari. Bahkan iuran santri itu bersifat wajib demi kemajuan organisasi.

“Saya pernah pergi dengan 16 santri Al Zaytun, waktu itu mereka bingung mau mencari dana dari mana. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mencari barang barang milik keluarganya. Bahkan ada yang membawa mobil bak terbuka untuk mengangkut barang di rumahnya disumbangkan ke pesantren. Ironisnya, ada santri wanita yang pergi ke lokalisasi untuk menjual diri,” ungkapnya.

Ini Baca Juga :  Sosialisasikan JMO dan MLT, BPJS Ketenagakerjaan Sumedang Datangi RSUD Umar Wirahadikusumah

Tak hanya itu, paham NII sebagaimana dimaksud, jika sudah berzinah maka hukuman penggantinya bisa membayar Rp2 juta ke pesantren.

Ironisnya lagi, kata Ken, di Al Zaytun itu sudah ada birokrasi NII dari tingkat RT, RW Desa, sampai Presiden NII. Sehingga sulit memang mencari fakta di Al Zaytun karena jaringanya sudah kuat.

“Ada dua kelompok, kelompok teritorial dan kelompok fungsionaris. Nah, kelompok teritorial ini yang NII, sementara yang fungsionaris hanya kedok Yayasan untuk menutup kejanggalan di Al Zaytun,” ujarnya.

Paham NII

Menurut Ken, yang dimaksud aliran sesat atau menyimpang di Al Zaytun itu karena adanya paham NII. Yang mana, rukun islam tetap lima namun diganti maknanya. Semisal, dalam syahadat “Aku Bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah dan Aku bersaksi Muhamad utusan Allah. Di Al Zaytun konsep Nabi muhamad itu barang siapa yang menyampaikan risalah karena rosul itu dari kata risalah, maka bisa disebut Nabi.

Ini Baca Juga :  Dukungan Terus Mengalir, Erwan Setiawan Makin PD Hadapi Pilkada Sumedang 2024

“Makanya pemahaman Panji Gumilang itu, akan ada Nabi setelah Nabi Muhamad,” ujarnya.

Kemudian, kewajiban solat. Sholat itu hanya wajib di negara Arab Saudi karena sudah menerapkan hukum islam. Sedangkan di Indonesia karena belum negara islam, sehingga masih negara jahiliyah. Karena masih status negara jahiliyah jadi hukum solat tidak wajib. Solat itu dilakukan jika ada tamu atau pada waktu waktu tertentu.

Bahkan, pakaian solat pun tidak usah memakai sarung. Cukup memakai pakaian jas dan celana. Karena menandakan negarawan bukan muslimah.

Selain itu, rukun haji itu tak perlu ke tanah suci cukup berkeliling towaf menggunakan mobil ke ponpes Al Zaytun.