INISUMEDANG.COM – Akhir-akhir ini, kondisi pasar tradisional Tanjungsari Sumedang semakin sepi pembeli. Padahal sebelumnya, pasar tradisionil ini merupakan pasar primadonanya warga sekitar yang setiap hari ramai dikunjungi para pembeli.
Bahkan menurut Kepala UPT Pasar Tradisionil Tanjungsari Mohamad Nasir, akibat sepi pembeli ada sekitar 120 kios tutup total dari jumlah 670 kios. Belum lagi kios yang buka-tutup, yaitu terkadang sehari buka (jualan) lalu besoknya tutup (tidak berjualan).
Dalam Kondisi sepinya pengunjung pasar ini, pengelola pasar mengakui sulit mengejar target PAD 100 persen, bahkan perolehan distribusi perhari terus mengalami penurunan akibat jumlah pedagang terus berkurang.
“Sepinya pengunjung pasar ini dipengaruhi beberapa faktor penyebab sehingga pasar ini terus mengalami penurunan jumlah pembeli,” ujar Kepala UPT di ruang kerjanya, Rabu (31/7/2024).
Kata dia, tidak hanya melemahnya kondisi ekonomi di masyarakat pada belakangan ini , namun dengan banyaknya pesaing yaitu pasar modern (Alfamart) dan pasar online yang makin marak sehingga para konsumen lebih memilih belanja ke pasar modern tersebut.
Disamping itu, lanjut dia, diperparah dengan menjamurnya pasar-pasar desa yang tidak hanya menyediakan kebutuhan dasar (sembako), namun segala jenis pakaian tersedia di pasar desa tersebut. Akibatnya warga desa menjadi enggan jika belanja ke pasar tradisionil Tanjungsari ini.
Dengan semakin menurunnya jumlah pengunjung ke pasar ini, lanjut dia, pihak pengelola pasar terus melalukan upaya perbaikan yang tidak hanya berkomunikasi terus menerus dengan para pedagang terkait harga yang diharapkan tidak terlalu mahal.
“Termasuk perbaikan kondisi lingkungan pasar yang terus dijaga kebersihan, kenyamanan dan keamanan sehingga diharapkan pengunjung pasar tradisional ini kembali ramai pembeli,” tandasnya.