INISUMEDANG.COM – Sejumlah kepala desa di Kecamatan Jatinangor mempertanyakan nasib calon tenaga kerja (naker) ke Jatinangor National Flower Park (Jans Park) yang berlokasi di BGG Hotel and Resort Desa Cileles Kecamatan Jatinangor. Sebab, selama 1 bulan pengajuan lamaran tenaga kerja, sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya.
Perwakilan kepala desa se Jatinangor yang diwakili Ketua Apdesi Jatinangor, Ii Jai mengatakan. Sejak sebulan lalu, sesuai informasi lowongan kerja yang dibuka Jans Park warga Jatinangor dan Sumedang sudah melayangkan lamaran kerja. Namun, sampai saat ini belum jelas informasi apakah warga Jatinangor diterima atau tidak. Serta berapa kuota lowongan naker Jans Park untuk warga Jatinangor.
“Makanya, kami para kepala desa sepakat untuk audiensi dengan managemen Jans Park, sejauh mana tindak lanjutnya. Kami mempertanyakan berapa kuota khusus warga Jatinangor dan kebutuhan tenaga kerjanya. Sebab, kami juga ditanyakan oleh masyarakat,” ujarnya saat ditemui Senin (31/10/2022).
Menurut Ii, termasuk kelanjutan perekrutan tenaga kerja sampai sejauh mana. Sebab, isu di lapangan sudah ada aktivitas pekerja di sana. Namun, bukan warga Jatinangor melainkan warga luar atau tenaga teknisi.
Kejelasan Naker Jans Park
“Kami meminta kejelasan berapa orang tenaga kerja dari 12 desa di Kecamatan Jatinangor. Minimal 5 orang per desa, sehingga 5x 12 desa ada 60 orang se kecamatan Jatinangor,” ujarnya.
Sementara itu, PIC Jatinangor National Flower Park, Masrial mengatakan terkait penerimaan tenaga kerja memang belum dilakukan interview mengingat dirinya selama satu bulan sedang off bekerja atau divakumkan selama sebulan. Sebab, tak sebanding jumlah pelamar dengan kebutuhan kerja di Jans Park.
“Memang kami menerima lowongan kerja melalui online pada 25 September. Kemudian, kita vakumkan selama 1 bulan. Karena tidak ada informasi lagi, para kepala desa datang ke sini untuk menanyakan. Kemudian pada bulan Oktober ada lagi interview dan itu pun belum dilakukan penerimaan kerja,” ujarnya.
Menurut Masrial, secara progres pembangunan memang belum semuanya rampung sehingga belum ada penyerapan tenaga kerja. Namun, Pihaknya akan menargetkan minimal sebelum tahun baru sudah dibuka, dan saat ini baru 65 persen progres pembangunan.
“Kami belum bisa menentukan jumlah tenaga kerja. Yang jelas tidak sampai ribuan seperti isu di lapangan karena kita bukan pabrik. Ya kalau diangka 60 sampai 80 orang mungkin masih bisa,” ujarnya.
Karena dikejar deadline, dan banyaknya permintaan masyarakat untuk dibuka. Sehingga minimal di progres 80 persen wahana sudah bisa dibuka, dengan tiket masuk diluar arena permainan sebesar Rp30 sampai Rp35 ribuan.
“Kalau tiket masuk ke de castello Lembang itu Rp50 ribuan, diluar wahana permainan. Namun, karena di Sumedang mungkin diangka Rp30 ribuan, dan kami berikan diskon pada pembukaan Rp25 ribu per orang,” tandasnya.