Pantesan Tak Ambruk, Tiga Sosok Gaib ini Dipercaya Penahan Tebing Cadas Pangeran Sumedang

Cadas Pangeran

INISUMEDANG.COMCadas Pangeran adalah nama suatu tempat atau jalan yang menjadi akses warga dari Bandung ke Sumedang, tepatnya kira-kira enam kilometer sebelah barat daya kota Sumedang, yang dilalui jalan Raya Bandung-Cirebon.

Pemberian nama ini terkait dengan pembangunan Jalan Raya Pos Daendels (dari Anyer sampai Panarukan) yang melintasi daerah ini. Karena medan yang berbatu cadas, puluhan ribu jiwa pekerja kehilangan nyawanya saat kerja paksa.

Kenapa disebut cadas pangeran karena di perbukitan jurang ini memang kontruk tanahnya cadas batuan keras.

Karena memakan banyak korban saat pembangunannya, Hal ini membuat marah penguasa Kabupaten Sumedang, Pangeran Kusumadinata IX (1791-1828) yang lebih populer dengan sebutan Pangeran Kornel, dan ia memprotes Daendels atas kesemena-menaan dalam pembangunan jalan ini.

Cadas Pangeran juga selalu disebut sebagai Cadas Gantung, hal tersebut karena jalan Cadas Pangeran terlihat menggantung. Selain itu, Cadas ini juga hanya bisa dibongkar oleh satu alat pusaka, yaitu keris Trisula.

Konon, pada waktu itu belum adanya alat berat sejenis becko atau buldozer. Sehingga penggunaan alat tradisional menjadi alat untuk membuka akses jalan dari bebatuan dan pohon.

Ini Baca Juga :  Hari Pertama PSBB, Masyarakat Banyak Belum Paham Aturan

Berdasarkan cerita dari kuncen Cadas Pangeran, Abah Iri, alat tersebut digunakan sebagai tumbal dan sering muncul berwujud makhluk misterius. Bahkan, alat trisula itu menjadi penahan tebing agar tidak roboh/longsor.

Trisula Sebagai Simbol Tiga Mahluk Sakral Penunggu Cadas Pangeran

Diceritakan, alat tersebut itu pun sebagai simbol tiga mahluk sakral penunggu cadas pangeran. Konon, jika ada orang yang sombong, biasanya Trisula tersebut bisa berubah menjadi 3 sosok. Pertama berubah menjadi macan, kedua menjadi monyet, dan yang ketiga menjadi ular yang panjangnya 14 meter.

“Ketiga mahluk itu tidak mengganggu, justru melindungi warga yang akan melintas ke sini. Dan tak pernah mencelakakan orang. Coba saya tanya, pernah ada orang tewas di Cadaspangeran karena ghaib? Saya kira belum pernah, ada juga yang mati karena kecelakaan lalu lintas, bukan karena tebing longsor atau tertimpa batu besar,” ujar Abah Iri.

Lantas, hal apa yang membuat makhluk misterius penunggu Cadas Pangeran tersebut sering kali menampakkan diri? Konon sesekali mahluk itu muncul apabila ada orang yang sombong atau ingin punya niat mencelakakan diri seseorang. Orang jahat pun kerap menimbun kepala kambing atau embe sebagai susuguh dan tumbal kepada orang yang hendak dicelakakannya.

Ini Baca Juga :  Hutan Sancang di Jawa Barat: Keindahan Alam yang Menakjubkan

Dengan dalih membangunkan roh halus trisula tersebut, banyak orang pun yang mengubur darah atau mengubur kepala kambing.

“Jadi bukan karena mahluk itu jahat, tapi memang ada manusia yang ingin mencelakakan orang lain, dan meminta bantuan ke mahluk penunggu disini,” ujarnya.

Hal lain, menurut penuturan dari warga setempat, hal tersebut dikarenakan area jalan Cadas Pangeran yang terbilang mistis dan keramat, sehingga sering kali makhluk seperti itu menunjukkan sosoknya kepada beberapa orang yang melintas. Kadang jika pikiran manusia sedang kawur atau semrawut dan tak ingat Yang Maha Kuasa, mahluk itu suka menampakan diri namun tidak mengganggu.

“Selain itu, biasanya sosok tersebut juga akan muncul jika ada seseorang yang sombong dan tidak percaya akan keberadaan Trisula. Biasanya makhluk misterius tersebut akan menampakkan sebagai ular piton yang sangat besar,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Tiga Lokasi di Waduk Jatigede Sumedang yang Diyakini Angker

Hargai Mahluk Ghaib

Abah Iri pun menantang, kapan pernah ada manusia yang tewas di Cadaspangeran karena ulah penunggu di sini. Melainkan ada juga yang membuang mayat ke sini atau mati karena kecelakaan lalu lintas.

“Kapan pernah terjadi longsor di Cadaspangeran? Tidak pernah menimbulkan korban jiwa. Dan tak pernah longsor ke bawah jalan, melainkan longsor sering kali dari jalan cadas pangeran atas ke Jalan. Begitupun batu batu besar belum pernah jatuh ke dasar jurang. Itu karena pusaka trisula menjaganya,” ujarnya.

Apalagi, kata Abah Iri, jika manusia selalu ingat kepada Allah swt dan membaca surat surat alquran, ketika melintas jelas akan membuat penunggu lebih tenang. Kemudian, jangan ada niatan menantang atau sombong ketika melintas ke sini. Percaya, saja bahwa ada mahluk halus karena mahluk ghaib memang diciptakan berdampingan dengan manusia.

“Jadi kalau melintas ke sini, tidak usah membunyikan klakson, atau melempar rokok. Cukup ingat saja kepada yang diatas minta diselamatkan, dan jangan sombong. Kalau kita menghargai, mahluk ghaib juga akan menghargai kita,” tandasnya.