Berita  

Pandangan Pergantian Tahun Menurut Tokoh Agama Sumedang

INISUMEDANG.COM – Malam pergantian tahun baru merupakan kondisi alamiah yang terjadi setiap tahun. Bagi umat Islam, ada dua perhitungan tahun baru yang digunakan, yakni tahun masehi dan tahun hijriyyah.

Tahun masehi diambil secara ilmu falak (astronomi) dari peredaran (perjalanan) matahari, karena itu disebut tahun syamsiyyah. Sedangkan tahun hijriyyah diambil dari perhitungan ilmu falak berdasarkan peredaran bulan, karena itu disebut tahun qomariyyah.

“Umat Islam menggunakan perhitungan dari peredaran matahari dalam menentukan jadwal shalat, misalnya. Sementara untuk menentukan awal bulan hijriyyah diambil dari peredaran bulan, baik secara ru-yat maupun secara hisab,” tokoh Agama Sumedang H. Zainal Alimin Jumat 31 Desember 2021 malam memberi pandangan pergantian tahun.

Ini Baca Juga :  Berbagai Bencana Alam Landa Sumedang, Begini Sikap Umat Islam dalam Menyikapinya

Sehingga, lanjutnya, tahun baru baik Hijriah ataupun Masehi kedua duanya baik. Tinggal kembali lagi kepada umat Islam itu sendiri

“Oleh karena itu, dua-duanya, baik tahun masehi maupun tahun hijriyyah, berguna bagi umat Islam. Maka dalam menyikapi pergantian tahun tidak perlu secara berlebihan apalagi dengan pesta pora,” paparnya

Lanjut Zainal, pergantian tahun merupakan pergantian waktu yang bersifat alamiah.

Ada yang bersifat tahunan juga yang bersifat bulanan, mingguan, harian. Bahkan pergantian waktu yang sesungguhnya adalah terjadi setiap detik, setiap saat.

Idealnya Menyikapi Pergantian Tahun dengan Meningkatkan Amal Ibadah

Idealnya, kata dia dalam menyikapi pergantian tahun lebih bersemangat untuk meningkatkan amal ibadah kepada Alloh SWT.

“Seharusnya seiring dengan pergantian waktu itu terjadi peningkatan kondisi yang lebih baik, lebih maju, lebih berkualitas dan secara kuantitas amal shaleh juga lebih banyak. Kondisi yang demikian bisa dicapai apabila kita memandang masa depan dengan semangat yang optimistis. Untuk itu, mari kita isi masa pergantian tahun dan dalam perjalanannya dengan introspeksi diri, bertaubat, dawamkan istighfar, baca al-qur-an, shalawat, dan amal-amal sholeh lainnya.” ucapt.

Ini Baca Juga :  Ikuti SE Mensesneg, Warga di Sumedang Antusias Pasang Bendera dan Umbul umbul

Ia menambahkan bahwa tahun baru bukanlah sesuatu yang spesial jika tidak diisi dengan hal-hal yang baik.

Untuk memantapkan langkah kita dalam mengisi tahun baru dan perjalanannya ke depan, kita renungkan bersama, bahwa tahun baru bukanlah sesuatu spesial.

Yang pertama yang spesial bukan jam 12 malam, tetapi kada 1/3 malam untuk menghadap Allah dengan tahajjud;

Kedua yang hebat bukan menunggu detik-detik pergantian tahun, tetapi yang hebat adalah menunggu adzan subuh di masjid;

Ketiga yang super bukan begadang, berpesta ria lalu tidur pagi, tetapi tidur lebih awal dan bangun menyambut shalat subuh dengan segar;

Ini Baca Juga :  Hasil Test Swab Dinyatakan 6 Orang Negatif

Keempat yang membahagiakan bukan menghambur – hamburkan harta dengan pesta pora, tetapi sedekah esok pagi dan hari-hari berikutnya.

Kelima yang menjayakan itu bukan ikut meramaikan acara tahun baru, tetapi ramai dalam shalat shubuh berjama’ah.

Keenam yang luar biasa itu bukan mendeklarasikan harapan saat kembang api memuncak, tetapi saat Allah turun ke bumi dan kita memanjatkan do’a kepada-Nya.

“Untuk itu, mari kita sambut tahun baru ini dengan bijak dan optimis,” tandasnya.