Night Eating Syndrome: Gangguan Makan dan Tidur yang Perlu Diwaspadai

Night Eating Syndrome
Night Eating Syndrome/(Alodokter)

INISUMEDANG.COM – Night Eating Syndrome (NES) adalah gangguan makan yang sering terjadi bersamaan dengan gangguan tidur. Gangguan ini dapat menyebabkan berbagai konsekuensi negatif bagi penderitanya, seperti peningkatan berat badan, depresi, dan risiko penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Penderita NES kehilangan kendali atas keinginan makan sebelum atau selama tidur malam, yang mengakibatkan mereka sering terbangun di tengah malam hanya untuk makan dan kemudian tidur kembali. Gangguan ini juga ditandai dengan nafsu makan yang menurun pada siang hari, makan berlebihan di malam hari, dan perasaan depresi yang terus-menerus.

Ini Baca Juga :  Meningkatkan Kesuburan dengan Asam Amino dalam Program Hamil: Fungsi dan Sumber Makanan Penting

Meskipun penyebab pasti dari Night Eating Syndrome belum sepenuhnya dipahami, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhinya. Salah satu faktor yang mungkin berperan adalah gangguan siklus tidur atau ritme sirkadian tubuh. Kondisi ini dapat mengacaukan pola makan normal seseorang, menyebabkan keinginan makan yang kuat pada malam hari. Selain itu, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami NES, seperti gangguan mental, penggunaan obat antipsikotik, kebiasaan merokok, depresi, insomnia, sleep apnea, dan restless legs syndrome.

Night Eating Syndrome dapat memiliki dampak serius pada kesehatan seseorang jika tidak ditangani dengan baik. Kondisi ini dapat mengganggu kualitas tidur, mengurangi konsentrasi, dan meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, serta diabetes. Oleh karena itu, penting bagi individu yang mengalami gejala NES untuk mencari bantuan profesional. Berkonsultasilah dengan psikolog atau psikiater yang berpengalaman dalam menangani gangguan makan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Ini Baca Juga :  P2TP2A Ungkap Kondisi Anak Korban Kekerasan di Sumedang

Penanganan Night Eating Syndrome biasanya melibatkan pendekatan multidisiplin, yang melibatkan psikoterapi, pengelolaan tidur, dan pengaturan pola makan. Terapi kognitif perilaku sering digunakan untuk membantu individu memahami dan mengubah pola pikir serta perilaku yang terkait dengan makanan di malam hari. Selain itu, penting juga untuk menjaga rutinitas tidur yang teratur dan menghindari makan berlebihan di malam hari.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga meresepkan obat-obatan tertentu untuk membantu mengurangi gejala dan mengatur kembali ritme makan tidur. Namun, penggunaan obat-obatan ini harus dilakukan di bawah pengawasan medis yang ketat.

Ini Baca Juga :  Sampai Akhir Pekan Ini Jumlah Konfirmasi Positif Covid-19 Sebanyak 367 Orang

Dalam kesimpulannya, Night Eating Syndrome adalah gangguan makan yang terjadi bersamaan dengan gangguan tidur. Gangguan ini dapat memiliki konsekuensi negatif yang serius bagi kesehatan seseorang. Penting untuk mencari bantuan profesional jika gejala NES berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari.